20

94 18 0
                                    

Meski kita tersesat dan mengembara,
Kita akan tapap berlari pada satu sama lain.


~*~

Suara komentator sepak bola bersahutan memenuhi ruang keluarga. Tiga orang pria yang kini duduk bersama tengah fokus memperhatikan layar di depan mereka yang menampilkan pertandingan seru antara dua club sepak bola besar dari negara inggris itu.

"Tendangan pinalty akan segera dilakukan setelah peluit dibunyikan, akankah mereka bisa menyamakan poin di menit-menit akhir pertandingan malam hari ini?" ucap seorang komentator.

Wajah tegang ketiga pria itu semakin terlihat menunggu detik paling menegangkan yang akan terjadi.

Priiiit...

"Goooll!!" teriak ketiganya sambil melakukan selebrasi layaknya pemain bola profesional.

"Jangan berteriak terlalu kencang, dohyun bisa bangun nanti" ucap wendy yang kini datang membawa beberapa potong buah ditangannya di ikuti sejeong membawa beberapa gelas jus untuk mereka.

"Tim kita bisa menyamakan kedudukan di menit terahir, ini sangat menegangkan" ucap chanyeol merebahkan badannya duduk di sofa.

"Benar appa, setidaknya kita bisa dapatkan poin untuk bisa sampai di puncak klasemen" sahut doyoung yang kini mengambil potongan apel dan memakannya.

"Terima kasih eomma" ucap renjun menerima gelas berisi jus dari wendy.

"Tetap saja, teriakan kalian bisa membangunkan dohyun" ucap wendy lagi.

"Iya eomma kami minta maaf" ucap renjun mengalah dan meminum jus di tangannya.

"Kalian bertiga, sedangkan eomma hanya berdua dengan sejeong, ini tidak adil, iya kan sayang?" ucap wendy langsung diangguki sejeong, wendy merasa sekutunya di rumah itu kurang. Ada banyak lelaki yang tinggal di rumah ini sedangkan wanitanya hanya terdiri dari dia dan sejeong.

"Eomma tenang saja, renjun kan sebentar lagi menikah" ledek doyoung pada adiknya itu.

"Hyung" renjun melirik kakaknya itu yang kini tersenyum puas berhasil membuat renjun kesal.

"Kenapa? Apa lia tidak cocok? Wajahmu seperti tidak terima seperti itu?" chanyeol kini ikut bergabung dalam percakapan mereka.

"Bukan begitu appa. Tapi kata 'menikah' bukannya terlalu terburu-buru untuk saat ini? Kami baru bertemu kemarin appa" ucap renjun mengutarakan alasannya.

"Iya benar juga, tapi kau tertarik padanya tidak?" tanya doyoung.

"Hmm entahlah" jawab renjun enggan mengatakan perasaannya.

Semua orang terdiam saat bunyi ponsel renjun terdengar, nama seseorang yang baru menjadi topik perbincangan tertera di layar ponselnya.

"Lia, ayo cepat angkat" ucap doyoung yang berhasil melirik ponsel renjun.

Renjun dengan tenang menjawab panggilan lia.

"Hallo lia"

Diam.

Renjun melirik layar ponselnya dan melihat panggilan itu masih tersambung, tapi kenapa Lia tidak mengatakan sesuatu.

WHO ARE YOU? [END]Where stories live. Discover now