14

102 20 0
                                    

Hari-hari terasa semakin cepat berlalu. Hidup di tengah rimbunnya pepohonan hutan dan tertutup dari dunia luar merupakan hal baru bagi lia. Tapi, disisi lain lia merasa bangga pada dirinya sendiri karena berhasil melaluinya hingga saat ini.

Melakukan semua pekerjaan rumah bersama ryujin menjadi rutinitasnya akhir-akhir ini. Kehidupan yang berbanding terbalik dengan dirinya dulu. Terkadang dia juga merindukan kehidupan yang serba mudahnya itu, tapi apa boleh buat, lia harus menjalani semua ini dan tetap tersenyum kan.

"Nona biar saya saja yang memotong dagingnya" ryujin mengambil alih pisau kecil yang di pegang lia.

"Aku juga ingin membantu. Sejak kemarin aku belum mencoba memotong daging, hari ini aku ingin mencobanya juga" ucap lia merasa sedih karena tidak diperbolehkan memotong daging oleh ryujin.

"Nona duduk saja, biar saya yang menyelesaikan ini" fokus ryujin beralih pada daging yang sedang dipegangnya.

Lia memandangi ryujin yang terlihat sangat ahli memotong tipis daging itu. Lain kali dia harus belajar pada ryujin cara memotong daging yang benar.

"Aku bosan. Aku akan ke sungai dan mengambil air" ucap lia berdiri dari duduknya.

"Nona biar saya saja" cegah ryujin.

"Ryujin, aku tidak enak melihatmu bekerja sedangkan aku hanya berdiam diri saja. Aku akan pergi ke sungai sebentar, kau tidak perlu khawatir karena disini tidak ada orang lain selain kita. Kau bisa menyelesaikan masakannya, mungkin sebentar lagi pangeran dan tuan jaemin akan kembali dari berburu. Aku berjanji akan segera kembali" ucap lia sambil lalu membawa tempat air ditangannya.

Ryujin melihat kepergian lia, dia tidak bisa menghentikan keinginan lia jika dia langsung pergi begitu saja meninggalkannya.

Terbiasa bolak-balik untuk mandi atau sekedar mengambil persediaan air, Lia kini sudah hafal betul jalan menuju sungai. Sebenarnya tempat ini tidak bisa di katakan sungai, hanya sebuah mata air yang membentuk danau kecil dengan air yang jernih.

"Airnya sangat jernih, kau pasti senang bisa tinggal disini" ucap lia tersenyum melihat ikan kecil yang berenang di mata air itu.

"Berenanglah"

Lia seperti berada di dalam dunianya sendiri, bermain dengan ikan kecil yang terlihat bahagia berenang kesana kemari.

"Hmmmm... " lia terkejut karena ada seseorang yang tiba-tiba membekap mulutnya dari belakang. "Tolong" ucap lia tidak begitu jelas karena mulutnya yang di bekap. Lia tidak tahu siapa pria yang kini mencoba menangkapnya, dia merasa ketakutan karena tidak ada orang lain di sekitar sini.

"Tenang nona, kita akan membawa nona dengan aman" ucap orang itu.

Tangan lia sudah terikat kencang di belakang, mata dan mulutnya juga ditutup kain sehingga dia tidak bisa berteriak. Dia tidak bisa melihat kemana kedua pria tadi akan membawanya.

Lia menangis ketakutan, dalam hatinya dia berdoa semoga renjun bisa segera menemukannya nanti.

🎎

"Masukan dia ke dalam penjara" perintah jeno pada prajuritnya yang kini datang menghadap.

"Baik yang mulia" parajurit itu berlalu meninggalkan kediaman Raja.

"Sebentar lagi kita akan melihat pertunjukan yang paling penting" gumam jeno.

"Lepaskan saya. Tuan tolong lepaskan saya" teriak lia saat dirinya didorong sampai tersungkur.

Braak..

Suara pintu besi tertutup didepannya, untung saja ikatan ditangan lia sudah terlepas sehingga dia bisa dengan mudah membuka penutup matanya. Saat penutup kainnya terbuka lia melihat dirinya berada di ruangan kecil dengan pintu besi yang terkunci. Dia ada di dalam penjara, "apa ini penjara istana?" batinnya.

WHO ARE YOU? [END]Where stories live. Discover now