24

79 15 0
                                    

Pada akhirnya tak akan ada yang berubah.
Sekarang kita tengah bergandengan tangan adanya,
Sambil mengisi tempat yang sama dengan cara yang berbeda.

Karena kau berada disana saat aku memejamkan mata.
Kita ada di tempat yang paling dekat ini.

~*~


Musim memang selalu saja berubah. Setelah diselimuti musim dingin berkepanjangan, yakinlah akan selalu ada musim semi menanti. Meski tak selalu indah dengan bunga yang bermekaran, setidaknya cuaca hangat mampu menyelimuti hati setiap orang.

Bisa bersanding dengan renjun menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang lia. Senyum secerah musim semi selalu dia tunjukan pada pria itu. Apalagi seperti saat ini, saat dimana pria itu menyambutnya dengan meluangkan waktu sibuknya untuk dihabiskan bersama dengan dirinya. Lagi.

Tidak hanya itu alasan senyuman lia tak kunjung hilang. Beberapa hari yang lalu, tanpa diduga pria itu mengiriminya bunga ke rumah sakit tempatnya bekerja, tepat setelah lia mengungkapkan perasaannya malam itu.

"Permisi dokter lia ada kiriman barang untuk dokter di resepsionis" ucap salah satu perawat yang bekerja di rumah sakit itu.

Dahi lia menyernyit, tumben sekali. "Minta tolong dibawa ke ruangan saya saja suster, setelah ini saya harus mengecek pasien rawat inap" ucap lia, entah siapa yang mengiriminya barang ke rumah sakit. Jika itu orang terdekatnya, pasti mereka tahu jika lia lebih suka barang kiriman itu datang ke alamat apartemennya dibanding tempatnya bekerja.

"Tapi tidak muat masuk kedalam lift dokter, barangnya besar sepertinya dokter harus mengeceknya sendiri" ucap perawat itu lagi.

Chaeryeong tersenyum melihat lia menghembuskan nafas kasar, "iya baiklah, nanti saya turun kebawah untuk mengeceknya. Terima kasih" jawab lia membuat perawat tadi pergi setelahnya.

"Masih ada waktu 30 menit lagi sebelum jadwal mengecek pasien, eonnie" ucap chaeyeong memandang jam yang melingkar di tangannya. "Eonnie mau aku temani turun, perawat tadi bilang jika barang itu besar, siapa tahu eonnie butuh bantuan untuk membawanya kemari" ucap chaeryeong tersenyum.

Meski sedikit malas karena lia tidak tahu siapa orang yang mengirim barang ke rumah sakit, tapi wanita itu akhirnya beranjak menuju resepsionis yang berada di lantai satu ditemani chaeryeong.

Kedua wanita itu melangkah menuju seorang perawat wanita yang bertugas berjaga disana.

"Suster, apa benar ada kiriman yang tiba untuk saya?" tanya lia setelah keduanya berdiri di depan meja resepsionis.

"Benar dokter lia" jawab wanita itu tersenyum, "ini ada pesan yang dititipkan disini, barang yang dikirim ada di ujung sana dokter" wanita itu memberi lia sepucuk surat lalu menunjuk salah satu sudut yang cukup lenggang.

Lia dan chaeryeong menatap tidak percaya apa yang terdapat di ujung ruangan itu. "Apa tidak salah?" tanya lia masih tidak percaya.

"Tidak dokter" jawab wanita itu singkat.

"Buka dulu suratnya eonnie" usul chaeryeong.

Perlahan lia membuka kertas biru yang dilipat menjadi dua bagian itu, warna kesukaannya.

Aku juga mencintaimu.

Maaf karena tidak selalu bisa membalas pesanmu.

Akhir pekan ini, ayo kita pergi kesuatu tempat berdua.

Renjun.

Lia tersenyum membaca pesan pria itu. Kalimat pertama dan terakhir membuatnya bahagia hingga dia tidak mempedulikan kalimat kedua yang ditulis pria itu.

WHO ARE YOU? [END]Where stories live. Discover now