17

96 20 4
                                    

Meski aku tak bisa melihatmu lagi,
Aku berjalan mengikuti sebuah bintang yang sama.
Itu membuatku percaya tanpa sedikitpun penyesalan di dalamnya.
Satu nama itu.
Satu suara itu.

~*~

Angin berhembus sayup terdengar seperti bisikan. Aroma bunga bermekaran kembali tercium oleh wanita yang kini berdiri di bawah pohon rindang itu.

Terdengar suara langkah kuda dari kejauhan. Wanita itu memicingkan mata mengamati siapa yang kini datang ke arahnya.

Kuda itu berhenti, seorang pria turun dan mengusap surai kuda itu beberapa kali lalu mendekat ke arah wanita itu berdiri, tidak lupa senyum yang merekah indah di wajah pria itu.

"Kau sudah lama menunggu?" tanya sang pria.

"Tidak pangeran" jawab wanita itu.

"Aku bawakan ini untukmu" pria itu memberikan beberapa tangkai bunga Mawar putih yang di bawanya.

Senyum di wajah wanita itu semakin lebar, tangannya terulur menerima bunga yang di berikan padanya. Dia menghirup aroma bunga mawar itu dalam-dalam.

"Kau suka?" tanya pria itu lagi.

Wanita itu mengangguk tetap memamerkan senyum indahnya.

"Senang bisa bertemu denganmu lagi. Tapi aku harus segera pergi, lia" ucap pria itu membalikkan badannya dan pergi menunggangi kudanya lagi.

"Pangeran"

"Pangeran" lia terjaga dengan nafas memburunya. Renjun muncul lagi di dalam mimpinya.

Entah apa yang terjadi, tapi pria itu lebih sering hadir di dalam mimpinya lalu pergi begitu saja. Meski renjun terlihat bahagia dan tersenyum padanya, tapi lia tetap saja merasa khawatir akan keadaan pria itu. Mengkhawatirkan pria yang lia sendiri tidak tahu jelas keberadaannya. Lia terkekeh menertawakan dirinya sendiri.

Dan jangan lupakan pria itu yang kini memanggilnya lia, bukan jisu. Apa karena di bawah sadar lia, dia ingin pria itu mengetahui namanya yang sebenarnya? Lia tidak tahu pasti, tapi itu sudah cukup membuatnya senang bisa melihat wajah pria itu lagi.

Lia meraih gelas berisi air yang tergeletak di nakas, meminumnya beberapa teguk untuk menenangkan dirinya.

Praaang...

Ada suara benda jatuh di luar kamarnya. Iya, beberapa bulan sudah berlalu sejak dirinya tersadar dari koma. Kini dia sudah kembali dengan rutinitasnya sebagagai lia. Sebagai dokter bedah yang selalu bekerja keras.

Sejak keluar dari rumah sakit dia meminta pada eommanya agar bisa tetap tinggal di apartemennya. Lia tetaplah lia, dia tidak mau menghabiskan waktunya terlalu lama di perjalanan menuju rumah sakit tempatnya bekerja. Tinggal di apartemen adalah pilihan terbaik, meski dia harus berusaha lebih keras meyakinkan sang eomma jika dia akan baik-baik saja tinggal sendirian.

"Eomma" lia keluar dari kamarnya mendapati sang eomma sedang bergelut dengan peralatan memasak di dapur.

"Selamat pagi sayang" sahut irene tersenyum menatap putrinya itu.

Hari ini jadwalnya libur, irene selalu datang untuk menemui lia dan menghabiskan waktu seharian di apartemen bersama. Jika suho tidak memiliki jadwal mendesak maka dia juga akan bergabung. Bekerja sebagai dokter bedah sekaligus kepala rumah sakit, pria itu memiliki lebih banyak tugas dibanding putrinya, irene dan lia sudah bisa memaklumi jika pria itu tidak bisa menghabiskan waktu bersama sesekali.

WHO ARE YOU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang