16

105 22 6
                                    

Ada sedikit ruang di dalam hatiku.
Dirimu yang tak bisa ku lupakan
Itu disana,
Membuka pintu itu.
Suara kerinduanku itu seakan memanggilmu.


~*~

Tuuuutt....

Garis lurus terlihat di monitor electrocardiogram. Kedua orang yang berdiri di samping wanita yang kini berbaring tidak sadarkan diri menjadi panik. Bunyi panjang yang terdengar dari alat itu membuat mereka semakin khawatir.

"Suho, cepat panggil dokter" ucap Irene yang kini memandang putrinya dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. Suho yang mengerti langsung menekan tombol darurat yang ada di ruangan itu.

Seorang dokter dan beberapa perawat mulai datang ke ruangan bercat putih itu mengambil tempat posisi pasangan suami istri yang masih Setia berdiri di samping putrinya yang berbaring.

"Tuan dan nyonya bisa menunggu diluar, dokter akan segera memeriksa pasien" ucap seorang perawat.

Sudah lebih dari dua minggu putrinya berbaring tidak sadarkan diri di ruangan ini. Suho dan Irene setia menunggu putrinya itu setiap hari berharap dia akan segera sadar. Kecelakaan yang dialaminya membuatnya koma karena luka di kepalanya.

Pasangan suami istri itu melihat dokter yang sedang menangani putrinya lewat jendela. Keduanya merasa gelisah melihat putrinya yang sedang berjuang di dalam sana, saat ini dokter mencoba memacu jantung putrinya karena detak jantungnya melemah. Air mata Irene tanpa sadar mengalir melihat kondisi putrinya.

"Lia" gumam Irene.

"Tenanglah, dia pasti bisa bertahan" suho memeluk Irene, menenangkan istrinya itu.

Selama lia tidak sadarkan diri, mimpi buruk akan kehilangan putrinya itu selalu datang dan membuat irene takut. Dan hari ini keadaan lia kembali menurun membuat pikiran irene semakin kacau.

Setelah cukup lama menunggu, dokter yang memeriksa lia keluar dari ruangan.

"Dokter bagaimana keadaan anak kami" tanya Irene.

"Nyonya tenang saja. Sekarang pasien sudah melewati masa kritisnya" jawab dokter membuat pasangan suami istri itu merasa lega. "Jika keadaannya terus membaik, dia mungkin akan segera sadar. Luka di kepalanya juga sudah membaik, kita bisa mengetahui keadaan pasien lebih detail setelah pasien sadar" jelas dokter.

"Syukurlah, apa kami boleh masuk ke dalam?" tanya Irene.

"Tentu saja, saat pasien sadar kalian bisa memanggil kami kembali"

"Terima kasih banyak dokter" sahut suho.

Irene lebih dulu masuk mendekati lia dengan terisak, suho mengikuti wanita itu di belakang. "Dia baik-baik saja" ucap suho memeluk Irene mengusap lembut kepala wanita itu.

Lia adalah putri mereka satu-satunya. Irene sangat terkejut saat mendengar kabar lia mengalami kecelakaan, dia langsung menghubungi suho dan menuju rumah sakit. Lebih dari dua minggu juga dia tidak pulang ke rumah, dia tidak tega meninggalkan putri kesayangannya itu berjuang sendirian di rumah sakit.

"Appa.. Eomma" ucap lia lirih membuat kedua orang yang di panggil itu terkejut.

"Sayang kau sudah sadar" ucap irene tersenyum, dia semakin mendekat ke arah lia.

"Appa akan panggilkan dokter" ucap suho diangguki irene. Pria itu berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Air mata lia mengalir. Dia kembali.

"Sayang, apa ada yang sakit? Kepalamu terasa sakit?" tanya irene khawatir.

Lia menggeleng pelan. Bibirnya terangkat memperlihatkan senyum tipisnya.

WHO ARE YOU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang