JUST SEAN | 22

1K 142 15
                                    

Seorang suster terkejut melihat kekacauan diruang rawatnya. Kaca nakas yang sudah retak dan pria dihadapannya yang sudah berlumuran darah di buku-buku jarinya.

"Kakak baik-baik aja?" Tanya suster itu hendak membantu Sean sebelum suster itu terpesona saat Sean menatapnya kilas.

Ganteng banget. Batinnya.

Sean bangkit sendiri tak menerima uluran tangan suster tersebut.

"Kakak cari siapa ya? Soalnya pasien yang ada diruangan ini baru tadi malam dipindahkan diruangan 301 karna sudah siuman."

Deg.

Ini bukan mimpikan?

Siapapun cubit pipi Sean!

"Makasih, Sus." Ujar Sean yang tak bisa mengontrol senyumnya yang kini sudah merekah. Tak memperdulikan wanita dihadapannya yang hampir pingsan melihat senyumnya.

•~•

Seorang gadis yang tengah memakan buburnya mulai merasa risih karna kini empat manusia terus menatapnya dengan tatapan berbinar. Masih tak percaya Nayla masih bersama mereka sampai kini.

"Papih, Jen, Bi Aci, Taa.. Bisa gak jangan liatin Nayla terus?" Cebik Nayla kesal.

Keempatnya malah menggeleng. Nayla mendengus layaknya anak kecil. "Udah ya, Nayla kenyang.." ujar Nayla menaruh buburnya diatas nakas padahal ia baru memakannya dua suap.

"Dikit lagi, Sayang, kamukan baru siuman.." pinta Geral mengelus puncak kepala putri cantiknya itu.

"Iya, Nay.. Demi apapun gue bersyukur banget lo bisa siuman! Sekarang please banget lo makan yaa, gue gak mau lo kenapa-kenapa lagi," gumam Jenni pada kalimat akhirnya.

"Iya, lo gak kasian liat kita? Mata kita udah bengkak semua nih karna nangisin loo, liat gue, belom mandi dua hari saking gamau pulang liat lo sadar gini," dramatis Tata sesuai kenyataan.

Nayla tersenyum. Bagaimana bisa Nayla meninggalkan orang-orang yang sangat menyayanginya ini? Tentu tidak.

Ckrek!

Sebuah pintu dibuka dengan ganas membuat seisi ruangan menatap pria yang datang itu dengan terkejut.

Tanpa basa-basi pria itu langsung menghampiri Nayla dan memeluk erat gadis itu.

Geral mengkode Aci, Tata dan Jenni untuk keluar.

Ketiganya yang paham pun hanya terkekeh pelan lalu mengekori Geral keluar ruangan hingga hanya menyisakan Nayla dan Sean.

Nayla hendak melepas pelukan mereka karna Nayla tak bisa bicara bahkan ia ingin melihat wajah pria itu. Nayla merindukannya. Tapi Sean tak mengizinkannya.

Yup, Sean menangis. Makanya pria itu tak mengizinkan Nayla melihatnya.

Akhirnya setelah persekian detik Nayla berhasil melepas pelukan itu. "Sean nangis?" Gadis itu langsung mengusap lembut pipi Sean yang basah.

Tak sengaja tatapan Nayla tersudut pada tangan Sean. "Sean, tangan Sean kenapa?!" Pekik Nayla dengan suara yang masih lemas dan kurang tenaga.

"You okay?" Tanya Sean menangkup wajah Nayla.

Nayla mengangguk. "Sekarang gantian. Kenapa tangan Sean?"

Sean membuang nafasnya. "Nanti juga sembuh. Kamu udah makan?" Cemasnya tak memperdulikan lukanya sendiri.

Hati Nayla berdebar mendengar kata 'aku-kamu' keluar dari mulut pria yang ia kenal sangat sarkas dan anti dengan bahasa itu. Ah, Nayla tak boleh salah fokus. "Nayla gak mau makan kalo Sean belum obatin lukanya. Itu banyak banget darahnya, Sean. Obatin dulu, gak."

Sean mengangguk. "Yaudah aku bersihin dan obatin luka aku bentar, abis itu kita makan, ya?"

Nayla tersenyum riang dan mengangguk cepat.

Sean pergi keluar tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Nayla. Seakan kalau ia tak menatapnya sedetik gadis itu akan hilang.

Bukh

Nayla terkejut melihat Sean terpentok pintu. "Ih, Sean jalan yang bener.. Liat ke depan, dong. Sakit gak?"

Sean terkekeh. "Bisa senyum?"

Walaupun bingung tapi Nayla menurut dan langsung tersenyum.

"Langsung sembuh sakitnya." Gumam Sean lalu keluar menutup pintu sebelum menunjukan kerlingan nakalnya.

Nayla mendengus geli. Sungguh hatinya terasa berbunga-bunga. Jarang sekali pria itu menggombal.

Demi apapun,

Siapapun selamatkan hati Nayla!

Nayla bersyukur ia masih diberi waktu untuk melihat senyuman itu.

Terima kasih, Tuhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JUST SEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang