JUST SEAN | 08

9.1K 705 218
                                    

'Lihat saja. Sekuat apa ego menguasai.'

🍥 🍥 🍥

[Pertandingan]

Tiga hari berlalu.

Nayla dan Sean benar-benar tak saling sapa selama itu. Mereka bagaikan dua insan yang tidak pernah saling mengenal.

Benar kata pepatah. Yang sedekat nadi, bisa jadi sejauh matahari.

Tapi tetap saja. Sean yang terbiasa di ganggu Nayla malah merasa kesepian. Padahal banyak sekali wanita yang mendekatinya. Tapi mana ada yang sama seperti Nayla?

Nayla pun yang biasa menganggu Sean merasa bosan. Tak ada lagi yang bisa ia ganggu.

Misalnya sekarang, ia malah mendengar ocehan Brayen di tengah makan mereka. Dan ocehan itu benar-benar lawakan garing. Tidak lucu, tapi Brayen sangat memaksa tawanya.

Ya, memang akhir-akhir ini ia berteman dengan Brayen karna pria itu selalu mendekatinya.

Nayla melirik Sean.

Deg.

Ternyata Sean juga tengah menatapnya. Buru-buru Nayla mengalihkan pandangannya.

Nayla jadi salah tingkah sendiri melihat tatapan Sean yang seperti itu. Nayla tidak boleh gugup!

Nayla mengamati dari ekor matanya, Sean masih menatapnya tajam.

Apa karna kini ia ke kantin bersama Brayen'kah? Tidak mungkin! Sean kan sudah tidak perduli padanya.

Nayla melanjutkan makannya.

Tadi Sean tengah makan bersama gadis yang waktu itu Nayla dorong. Menyebalkan sekali.

"Nay, lo mau bantu gue gak?" Tanya Brayen tiba-tiba yang membuat Nayla meliriknya.

"Bantu apa?"

"Lo taukan, kalo nanti sore sekolah kita mau lomba basket lawan SMA Garuda?" Nayla mengangguk. Ya memang informasi tentang perlombaan basket yang SMA Elang ikuti dan tuan rumahnya adalah SMA Garuda, di beritahu oleh Kepala Sekolah tadi saat upacara. Jadi Nayla tahu. Dan Nayla yakin pasti nanti supporter SMA Elang tak akan kalah ramai mengingat betapa musuh bebuyutnya mereka dengan sekolah itu.

"Lo dateng, ya? Gue bakal semangat banget pasti kalo ada lo,"

"Kayaknya Nay-"

"Nay, please.." deg. Mendengar permohonan Brayen yang macam itu membuat Nayla mengingat betapa seringnya ia memohon seperti itu pada Sean agar mau ikut ke suatu tempat bersamanya.

Nayla tersenyum kecut betapa menyedihkannya ia saat selalu memaksa Sean agar mau ikut pergi bersamanya. Ia tak akan melakukan hal yang sama.

Nayla mengangguk. "Nayla nanti sore dateng, kok. Tapi sama Tata, Jenni, ya?"

Brayen tersenyum senang. "Everything, princess."

₩₩₩

Nayla menatap penampilannya di depan cermin.

Kini ia mengenakan celana lepis putih pendek selutut dengan motif sobek-sobek dibagian bawahnya, dan baju kaos putih bergambar lolipop merah muda kecil di bagian kiri dadanya. Rambut panjang coklat hazel gadis itu diuraikan begitu saja.

Tadi ia sudah mengajak Jenni dan Tata. Dan mereka sangat senang dan malah antusias sekali mengingat betapa tampan-tampannya anak-anak basket dan apalagi saat berkeringat. Ah, sudahlah tak bisa dijelaskan.

JUST SEANOnde histórias criam vida. Descubra agora