REAKSI

645 87 1
                                    

Karina merasakan perasaan yang tidak nyaman ,matanya memejam erat, tanganya menggenggam kuat selimutnya, peluhnya terlihat menandakan bahwa Karina memimpikan sesuatu yang buruk.

Di mimpinya ia melihat orang orang asing yang ada disekitarnya , laboratorium dan berbagai peralatan medis lainnya, suara yang tidak asing baginya ,suara winanta yang sedari kemarin sudah menarik perhatian nya , mimpi itu berpindah ke tempat lain dimana aura disekitar nya terlihat mencekam , Karina meringis merasakan energi yang begitu nyata, senjata tajam mengelilingi nya , ia menatap ribuan pasukan yang mengepungnya.Karina memejamkan matanya ,saat salah satu senjata yang tadinya berada di tanganya melayang ke arah salah satu  pasukan yang mengepungnya.

Karina sadar bahwa dia berada di dalam dunia mimpi, ia berusaha untuk menghentikan apa yang terjadi ,namun nihil apa yang ia usahakan tidak berjalan semestinya. Matanya menangkap orang yang tengah berlari meninggalkan dirinya bersama orang asing.

"Bu Winata? " Ia menggumam , kakinya berniat untuk menyusul orang itu,namun kakinya kelu,kakinya tidak ingin bergerak, malah ia bergeming  terus mengeluarkan serangan kepada para pasukan yang berada di depannya.

"CHATERINE! BERHENTI! " ucap seseorang berambut Blonde,pria itu tampak ingin menghentikan nya namun  tangan karina bergerak ke depan membuat pria itu terpental jauh ke depan ,jauh dari nya,mendadak seluruh perisai mengelilingi seluruh pasukan dan dirinya.

Sebuah segel sihir  di depan tubuhnya terbentuk ,membuat orang yang berada di luar perisai tersebut meneriakkan nama Chaterine lagi namun lebih keras.

"CHATERINE!! JANGAN GEGABAH!!  "
Ia menatap orang itu berusaha ingin masuk ,namun perisai itu terlalu kuat membuat orang itu beberapa kali terpental lalu bangun lagi.

"Maaf... " Kemudian sebuah cahaya ungu itu menyelimuti semua yang ada di dalam perisai itu, dadanya mendadak sesak , ia merasa bahwa kekuatan itu menarik seluruh energinya.

.

.

Karina Terbangun terengah-engah, ia memejamkan matanya ,berusaha mengatur nafasnya pelan, peluhnya ia usap dengan tanganya, kemudian ia mengecek jam di nakasnya, masih menunjukan pukul 1 malam,ini berarti ia harus pergi tidur lagi,mimpi tadi membuat nya merasakan dahaga yang sangat mencekam, ia langkahkan kakinya, menuju pintu kamarnya, sebelum sampai pintu,ia menatap sekilas pantulan dirinya di kaca, Karina terkaget ketika melihat manik hazelnya Berubah menjadi merah,ia mengucek matanya sekali lagi ,kemudian ia menatap kembali kaca tersebut lebih tepatnya bayangan dirinya di cermin, masih menampakan manik merah, Karina pun mengurungkan niatnya keluar dari kamarnya, tiba-tiba Karina mendapati bayangan winanta yang tengah terikat sulur di pohon,ia merasakan perasaan cemas yang hebat, fikirannya kini terus tertuju pada bossnya,Karina mencoba mengesampingkan fikiran nya berpikir positif bahwa mungkin itu adalah bayangan mimpinya  tadi.

Perasaan cemas semakin menyerang,Karina benar benar bisa merasakan rasa sakit yang luar biasa ketika sekelabat bayangan ingatannya tentang hati dirinya mulai muncul ditambah kini winanta nya juga tengah merasakan emosi begitu tinggi di seberang dunia lain. Terpaksa Karina berlari ke arah kamar Ivy, mengetuknya berkali-kali

"Kak! Kak Ivy bangun ! Kak! Tolongin gue!! Kak!!! Kam Ivy!?"

CEKLEK!

"Lo ga liat ini jam berapa Lo gedor pintu gue kaya gini" Ivy menggerutu ia menguap ,nyawanya belum sepenuhnya sadar ,matanya masih setengah memjam.

"Kak ! Lihat!! Gue !"  Karina memegang pundaknya agar Ivy menatap matanya.

Ivy tersentak ,kemudian mundur ketika ia mendapati manik Karina yang berwarna merah.

"OMG!" Ivy mengucek matanya sekali lagi menatap Karina yang kini berjongkok  gadis merasakan seluruh tubuhnya pegal,dan energinya melemah.

"KARINA!!!LO JANGAN BERCANDA!!" teriakan Ivy membuat Karina mendongak tidak mengerti.

"Lo harusnya cerita sejak awal Lo mulai kaya gini" Ivy menggerutu mencoba mengambil ponselnya berniat untuk menelfon papahnya.

"Jangan telfon papah... Gue mohon" Karina terbata , nafasnya mulai tidak teratur.

"Lo pikir gue bakal diam aja ? Gue ga mau adik gue di ambil alih oleh iblis"

"Kak .... Sakit jangan lakuin itu ,gue ga bisa " Karina mengingat bahwa rasa sakit saat ia di masukan ke ruangan khusus dengan berbagai rantai mengikatnya.

Ivy memapah Karina masuk ke dalam kamarnya,matanya membelalak,kemudian raut wajahnya menatap dalam ke arah Karina.

"Kapan Lo ketemu Hybrid? " Terpaksa Ivy harus benar menanyakan ini pada Karina.

"Kak apa yang kalian sembunyiin dari gue?"

"Jawab pertanyaan gue dulu"

"Mmm... Kemarin gue tahu kalau Bu winanta adalah Hybrid,makhluk mitos yang ga gue percayai,dan kenapa gue malah jadi kaya gini gue ga tau, kalian nyembunyiin apa dari gue"

"Jangan bilang ..kalau Lo ngilang itu..." Karina mengangguk seolah tau pertanyaan apa yang akan Ivy lontar kan padanya .

"Lo belum waktunya kembali Karina,tubuhlo belum sepenuhnya bisa"  Ivy menggigit bibirnya cemas, sedang kan Karina di buat bingung oleh pernyataan Ivy.

"Kak jangan bilang kalo Lo Hybrid? " Ivy menggeleng kan kepalanya cepat.

"Karina gue harus telfon om Bayu,ini satu satunya yang bisa gue lakuin" Karina mengangguk kecil ketika kepalanya juga mulai berdenyut , pandangan mulai mengabur.

"Kak pusing banget"

"Karina usahakan Lo tetep terjaga, sebentar hanya 30 menit " pak Bayu udah dalam perjalanan kesini.

MY Hybrid Boss | LONG SHOT AU  Donde viven las historias. Descúbrelo ahora