PROMISE

565 77 1
                                    

(flashback)

Tidak ada satu hal yang lebih baik selain menikmati pemandangan yang bagus di dunia manusia,Chaterine kali ini mengajak winter Foster untuk mengunjungi tempat dimana banyak sekali hal hal yang tidak ada di dunia bayangan, winter menikmati apa yang ada di matanya.

"Ini mirip dengan kota Nordin, pemandangan lautnya juga keren". Ucap winter kini menatap deburan ombak yang lomba memecahkan batu karang di depannya.

"Nordin,punya daya tarik nya tersendiri winter"

"Oke lain kali kita harus pergi bersama Cynder juga" ucap winter ,namun raut wajah Chaterine tampak tidak nyaman ketika winter menyebut nama Cynder.

"Emm...kita ga akan bisa kaya dulu lagi winter, maaf" ucap Chaterine sambil memainkan pasir pantai tersebut.

"Kenapa ? Kalian ada masalah? " Chaterine mengangguk kemudian menatap deburan ombak di depan.

"Hei ? Kalian itu sering bertengkar tapi kalian akan berbaikan dengan cepat" winter menyenggol bahu Chaterine berniat untuk menenangkan.

"Kali ini tidak bisa, paman Kevin meninggal...dan itu karena aku" Chaterine menunduk membuat winter yang tadinya ingin membuat lelucon menjadi terdiam .

"Cynder tidak pernah menginginkan posisi itu,tapi aku membuatnya di sana" ucap Chaterine.

"Ada apa sebenarnya ? " Chaterine hanya menggelengkan kepalanya.

"Kemarin kami berlatih mengontrol power,dan aku tidak pernah mengira kalau aku akan kehilangan kontrol ku" winter menunduk dalam seolah rasa bersalah nya menyeruak ke dalam ulu hatinya.

"Paman Kevin menahanku dengan sihirnya"

"Tapi guruku ... Dia... Membunuhnya hanya itu yang aku ingat" Chaterine menggigit bibir nya.

"Cynder melihatnya, dia menyerang ku sebelum dia pergi " Chaterine membuka syall birunya ,menunjukan bekas serangan Cynder di leher nya kemudian menjalar ke bahunya

"Cynder melihatnya, dia menyerang ku sebelum dia pergi " Chaterine membuka syall birunya ,menunjukan bekas serangan Cynder di leher nya kemudian menjalar ke bahunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tentu winter terkejut dengan efek serangan Cynder . Ia menatap Chaterina yang tersenyum simpul .

"Sebenarnya ini tidak sepadan dengan rasa sakitnya,aku tahu rasanya bagaimana melihat sosok figure ayah di bunuh di depan mata, bahkan rasa dendam ku sampai sekarang tidak akan pernah hilang meski aku tahu banyak manusia disini yang lebih baik " ucap Cynder melemparkan batu karang itu ke arah laut.

"Rasanya seperti merebut orang terdekat nya dari genggaman perlahan,aku tidak pernah menginginkan hal seperti itu" ucap Chaterine lagi.

"Chaterine ,kamu percaya kan takdir? Semuanya sudah di atur,kita ga tau apa yang akan terjadi jika hal hal yang tersebut tidak terjadi" ucap winter mendongak menatap bintang di langit.

"Kamu lihat bintang bintang tersebut bukan ? Mereka memang bersinar sendiri dengan cahaya nya,tapi apakah kamu sadar tanpa langit gelap mereka tidak akan bisa menunjukan eksistensinya" Chaterine menatap wajah winter yang terlihat cantik dengan bias Bias bulan,hidungnya yang lancip bibirnya yang tipis ,serta perkataan winter yang terdengar  dalam penuh arti, membuatnya tersenyum.

"Bagaimana dengan bulan? " Tanya Chaterine

Winter mengalihkan pandangannya dari langit hitam berbintang ke arah Karina,lebih tepatnya ke arah garis hidung Chaterine kemudian ke arah favorit nya yaitu mole di bawah bibir nya,bagi winter Karina terlihat sempurna dengan mole tersebut.

"Bulan membutuhkan cahaya matahari dan langit gelap "

"Tanpa seorang yg membuatmu bersinar dan tanpa orang yang membuat mu merasakan sakit,kita tidak akan pernah memiliki perkembangan yang berarti,semua orang datang dan pergi, saling menyakiti,tapi jika kita membawa hal seperti dendam maka tidak ada kata perdamaian sampai kapanpun"

"Aku hanya ingin perdamaian terjadi tanpa adanya konflik yang semakin runyam"

"Apa kamu masih tidak mengerti? " Chaterine menatap winter mengerjapkan matanya berkali-kali .

"Pertumpahan darah pasti ada, semua nya karena dendam bukan? dendam tidak bisa terus bertumbuh , memaafkan akan lebih baik dari apapun"

"Meski aku tahu ,hal seperti ini sangat sulit"  Chaterine mengangguk,ia sedikit merasa lebih baik pemikiran nya jadi terbuka,sadar tentang tidak berguna nya dendam.

"Lalu bagaimana dengan Cynder? Aku ga bisa ngebuat dia semakin jatuh winter,dia kakak ku"

"Kita harus menemui nya bersama ke Legion dia ada disana aku yakin" ucap winter.

"Tidak,kamu tidak seharusnya ikut kesana, aku akan pergi kesana bersama beberapa elf"

"Kamu yakin? " Tanya winter sedikit ragu ketika ia melihat wajah pucat Karina beserta luka hitam tersebut.

"I have more power than you know"  Chaterine tersenyum menampilkan gigi putihnya lalu mengacak Surai rambut legam winter.

"Tapi lukamu???menjalar?" Chaterine menggendikan bahunya.

"Ini bukanlah masalah sih, percaya deh padaku" winter mengangguk , mengusapkan tanganya ke lengan atasnya .

"Dingin?? Kufikir kamu ahli dengan es tidak pernah kedinginan" Chaterine terkekeh membuat winter merotasikan matanya.

"Aku masih normal" jawaban winter membuat Karina tergelak kemudian menariknya dalam pelukannya.

"Kamu harus punya mantel seperti ini winter," winter mengeratkan dekapannya pada Chaterine,seolah ada sebuah pesan yang tersembunyi bahwa dia akan kehilangan sosok Chaterine untuk waktu yang lama

"Jangan terlalu lama pergi ke Legion Jika kamu dalam bahaya kamu harus ngirim sinyal padaku" Chaterine mengangguk.

"Tentu saja .. aku hanya akan menemui Cynder  kkk"

"You must promise ,jari kelingking mu mana? " Winter membulatkan matanya ,manik hazelnya membulat sempurna ketika bibir milik nya bersentuhan dengan bibir milik Chaterine.

"I'm promise ,kita akan ketemu lagi Gimana pun dan dimanapun, ingat baik baik aroma maple dan petrichor itu sudah pasti aku" ucap Chaterine menata mata winter,namun malah winter menangis lalu memeluk erat tubuh Chaterine

"Gak ! Kamu tuh cuma sebentar pergi ke Legion ,jadi jangan ngomong begitu" Chaterine tersenyum kemudian mengusap lembut rambut winter agar winter tenang.

MY Hybrid Boss | LONG SHOT AU  Where stories live. Discover now