PROTECT THE KING

367 53 2
                                    

Rahangnya mengeras  ketika melihat sosok yang ia kenali kini bersenandung kecil,dengan santai berjalan ke arahnya.

"Dimana kamu sembunyiin winter," ucap Karina to the poin.

Sedangkan pria itu mengerutkan keningnya lalu tertawa terbahak -bahak

"Well?? Kenapa kamu ga cari sendiri, dia ga ada disini sih"

"Hei paman ... " Ucap giselle tersulut

"Yah memang dia ga ada disini, kalian bisa merasakannya jika dia ada disini" ucap pria itu lagi.

"Ah aku lupa memberitahu bahwa ritualnya berjalan lancar, terimakasih banget loh ,udah ngasih jalan" pria itu menyenderkan kepalanya di tembok sambil memainkan tanaman sulur dari tangannya.

"Sialan!! Apa yang anda lakukan! " Karina tiba tiba melesat ke arah Benedict.

Benedict dengan sigap mundur sambil tersenyum.

"Aduh aduh aku kaget , kamu agak congkak ya setelah mendapat kan kekuatan baru mu? " Ucap pria itu masih santai ,menggerutu kan tanganya yang pegal.

Ivy mengerutkan keningnya. Mengamati   orang yang disebut Benedict oleh semua orang.

Ada hal janggal disini yang ia tahu benar lewat foto album milik papahnya bahwa lengan kiri Benedict memiliki bekas luka melintang sedangkan milik pria di depannya tidak mempunyai bekas luka sayatan .

"Apa karena kemampuan magisnya?? " Gumam Ivy.

"Kamu bicara apa kak?" Tanya Gisella yang juga berdiri tidak jauh dari tempat Karina dan Benedict berhadapan.

"Apa motivasinya untuk menghilangkan bekas sayatan nya? " Gisella baru saja paham dengan apa yang di maksud oleh Ivy.

"Jika memang ini karena efek ilmu magisnya, aku yakin tidak akan hilang seratus persen" Gisella berujar.

"Sangat janggal,juga sangat mustahil orang seperti nya bisa menyerap seluruh elixir milik orang lain, dia terlalu kuat " ucap Ivy

"That right.. ada sesuatu yang aneh disini" gumam nya lagi, matanya menatap Karina yang kini terus mengeluarkan seluruh horcux nya untuk menyerang.

"Jika begini dia yang ada didalam tubuhnya akan keluar" ucap giselle

"Hei Ravaliya? Kapan kamu akan datang ?? " Ucap sosok orang yang muncul di belakang tubuh Benedict terpojok .

"Tchh..." Karina mendesis tidak habis fikir bahwa ritualnya benar benar berhasil.

"Kembali kan winter!!" Karina menyerang dengan horcux terakhirnya yaitu pedang milik Ravaliya.

"Wow??? Ravaliya?? Kamu mengijinkan bocah ini menggunakan pedangmu?" Alice memiringkan kepalanya,sambil menjentikan jarinya,dengan sepersekian detik krystal es itu mencuat menggagalkan Karina yang tengah berlari.

Karina terpental,Gisella terbang menangkap Karina, sedangkan kini Ivy maju menyerang Alice dengan horcux nya, namun mudah di tarik oleh sulur milik Benedict.

"Oops?? Sorry ga sengaja" ia menatap Ivy yg meringis kesakitan karena kakinya ditarik mundur oleh sulur sulur itu

"Tch sial...." Ivy menoleh ke arah benedict yang kini tersenyum arogan.

"Mari kita bermain sebentar bocah " ucap Alice terus melempar crystal es ke arah mereka berdua, tapi bukan Karina namanya jika tidak mengeluarkan perisai Shield nya.
.
.
.
.
Ivander menyodorkan minuman hangat untuk winter,lalu menatap api unggun yang masih berkobar.

"Terimakasih" ucap winter lirih ketika menerima minuman jahe hangat itu.

Winter menatap semuanya yang telah tertidur lelap,badai salju di luar lebih lebat dari kemarin,fikirannya hanya berkecamuk tentang Karina .

"Bagaimana jika dia datang kesana? " Ucap winter lirih , ivander mengerutkan alisnya.

"Papah lebih kuat dari yang kalian kira" ivandender menatap wajah pucat winter yang terkena pantulan sinar api unggun.

"Ini juga salahku,jika saja aku lebih kuat darinya dan sering melatih kemampuanku, semuanya tidak akan sekacau dan serumit ini" winter menatap kakaknya yang kini tertidur memeluk Cynder,ada sebercak penyesalan saat itu, di saat mereka bisa bersatu kembali dia membuat beberapa orang meninggalkan mereka.

"Aku selalu bingung dengan ramalan yang mengatakan bahwa aku akan hidup bersama soulmate ku ,aku tidak yakin Sekarang dengan ramalan itu "

"Hei ... Kamu mengatakan apa sih jangan melantur winter" winter beralih menatap ivander yang juga menatapnya.

"See?? Bahkan segelku ikut menghilang ,jadi apa ini bisa di sebut takdir soulmate? " Ivander terdiam ,ia tidak bisa menjawab ,bahkan untuk fenomena winter yang masih hidup meski elixir nya di ambil saja dia masih memikirkannya.

SRETT

winter menoleh ke samping kirinya, disana Sergio duduk ,sambil menepuk pundak winter.

"Nak, tidak ada yang harus di sesali, perpisahan bukanlah segala akhir, kita yang masih disini adalah orang yang di takdir kan menjadi pelindung raja" ucap Sergio , membuat winter mengkerut kan alisnya.

"Raja?? " Ucap winter bingung

"Raja yang sebenarnya adalah para generasi penerus ,anak anak dan remaja , mereka akan menjadi masa depan dunia anthromorps ,kita harus bertaruh untuk itu,tidak mustahil jika kita melawan orang itu bersama sama" ucap Sergio ,membuat winter tersadar,daripada memikirkan nasibnya, Sergio benar masa depan anak anak dan remaja di dunia anthromorps adalah taruhannya,dirinya harus menjadi pion untuk melindungi sang raja.

MY Hybrid Boss | LONG SHOT AU  Where stories live. Discover now