TUJUAN AWAL BENEDICT

464 67 2
                                    

Porsche hitam itu kini telah memasuki wilayah hutan kwangya Utara , hutan yang tidak bisa di jamah oleh sembarang orang, Karina menghentikan mobilnya tepat di belakang mobil papahnya.

"Oke sekarang siapa yang bisa membuka portal ke Akai? " Ucap Karina menatap Giselle dan Ivy bergantian.

"Hah? " Ucap kedua orang itu bersamaan.

"Karina? Kamu ga bercanda kan? Aku ga punya akses untuk kesana , biasanya papah masuk pake segel lencana yang dia punya" ucap Giselle  sambil memijat keningnya,Karina menatap Ivy ,Ivy menggelengkan kepalanya.

"Aku juga ga bisa... " Perempuan itu meringis membuat Karina memundurkan tubuhnya bersender pada mobil hitam milik Cynder.

"Aduh gue lupa cara buka portal nya ... " Karina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lo ngajak kita , tapi sama aja nol Karina... Kalau kita ga bisa masuk" ucap Ivy habis sabarnya, tapi dia bersyukur bahwa sikap Karina tetaplah Karina menjengkelkan seperti biasanya, dia agak takut ketika perubahan sikap diamnya tadi bersama aura yang mengintimidasi selama perjalanan tadi.

"Bodoh deh... Lo" Ivy kembali kesal ketika Karina malah menyalakan api kecilnya.

"Ngapain sih Lo" ucap giselle juga ikut kesal dengan aksi Karina.

Giselle kemudian masuk ke dalam mobil ,mungkin ada lencana portal milik Cynder atau kedua kembar laki laki Dante dan Xander.

"Gotcha gue Nemu lencana portal milik Cynder " ucap Giselle melihat name tag yang ada di lencana tersebut.

"Lo bisa kan nambah kekuatan Lo dikit biar portal nya kebuka ga nyasar " ucap Ivy.

"Semoga bisa , " Karina meletakan  lencana di tanah kemudian berkonsentrasi, lencana itu terbang kemudian ,Karina mengucapkan beberapa mantra pembuka gerbang.

Portal itu terbuka, Karina memajukan tubuhnya,menyembulkan kepalanya untuk mengecek apakah dia benar membuka portal untuk ke kota akai.

"Ah seinget ku sih ini Akai ,jadi kita bisa masuk " Karina terkekeh kemudian masuk mendahului kedua orang tengah mengangkat alis ragu,tapi mereka tetap masuk ke dalam portal tersebut .

.
.
.
.
.

Cynder menggertakan giginya ketika melihat kondisi Dante yang semakin memucat, ia menatap william .

"Lukanya sulit untuk menutup, racunnya menyebar dengan cepat,tapi untung saja kita bisa membuang racun itu tepat waktu sebelum racun itu merambat ke jantungnya"  ucap ivander yang kini tengah mengobati punggung Dante.

"Berapa lama lagi dia akan sembuh?" Tanya Cynder

"Kufikir kurang lebih 10 hari , karena kekuatan Dante juga regenerasi jadi masih bisa dia menyembuhkan sendiri luka lukanya,dia hanya membutuhkan waktu untuk memulihkan energinya,jangan khawatir"

"Bisa khawatir juga ?" Dante tersenyum mengejek membuat Cynder menatap tajam ,seakan tataoannya ingin menguliti Dante hidup hidup.

William tersenyum tipis melihat tingkah Cynder,dulu ia melihat Cynder sebagai gadis yang lugu dan periang ,tapi sekarang dia melihat sosok Cynder seperti berubah 180° menjadi sosok orang yang tegas dan berwibawa, pertanyaan pertanyaan nya selalu Langsung ke intinya,ia tidak menggunakan istilah basa basi untuk menanyakan sesuatu yang dirasanya mengganjal.

"Sudah lama gak ketemu ya,kamu banyak berubah" ucap William duduk di bangkunya,kemudian mencari sesuatu yang dia simpan di lacinya.

"Aku menemukan pisau ini di sekitar tempat Dante pingsan" ucap William,meletakan pisau dengan ukiran sulur.

MY Hybrid Boss | LONG SHOT AU  Where stories live. Discover now