Part 3 - Kenapa harus dia?

10.1K 1.1K 164
                                    

Hai... hai... aku balik lagi 🤗

Ada yang kangen?

Spam nama kamu 👉

Oh iya, di sini aku buat Adnan versi dewasa bahasanya agak lebih formalnya biar terasa perbedaannya ☺

Terkadang kebenaran itu seperti matahari,
Di mata orang-orang bodoh dia tetap bersinar.
______

Alice hanya perempuan biasa, bahkan terkesan lemah dan tidak gaul. Gayanya tidak semodis Shopia. Alice juga bukan termasuk golongan orang kaya. Bukan juga golongan orang pintar. Dilihat dari segi wajah juga tidak cantik yang sangat-sangat cantik.

Memang, Alice terlampau biasa-biasa saja.

"Enak banget ya jadi Alice. Dia satu-satunya perempuan dalam circel pertemanan Adnan."

"IyA, Alice memang beruntung."

Begitu kalimat yang sering siswa-siswi lontarkan pada Alice. Dia memang biasa-biasa tapi sangat dilindungi oleh Adnan dan teman-temannya. Alice menjadi satu-satunya perempuan yang berhasil masuk dalam lingkar pertemanan Adnan yang bahkan Shopia sendiri tidak berhasil berbaur. Alice diperlakukan layaknya tuan putri.

Seperti geng F4 dalam drama Korea, di sini Alice adalah Geum Jan Di.

"Awas air panas! Air panas!" Jo membawa nampan berisi lima gelas es jeruk. Menerobos kerumunan kantin.

"Babu kita akhirnya datang," kata Renjun. Kebetulan Renjun ini blasteran Korea. Tapi bukan Renjun member NCT asal Tiongkok itu lho ya. Kim Renjun hanyalah rakyat biasa.

"Silakan diminun." Jiwa babu dalam diri Jo memang mendarah daging. Dengan telaten dia menyajikan es jeruk pada ketiga temannya dan Alice.

"Mantap kali ini." Kalau yang ini namanya Chai Choman Ayutthaya, keturunan Thailand tapi tidak pernah ke Thailand sama sekali. Orang-orang sering kali kesulitan menyebut namanya, apalagi guru ketika absen di kelas.

"Kenapa punya gue pakai es? Kan lagi batuk," kata Alice dengan nada memelas.

"Gimama sih, Bab?! Alice ntar bisa sakit. Gaji bulan ini dipotong!" semprot Renjun pada Jo.

"Kasihani saya, Bos. Istri ada tiga di rumah belum makan." Jo memelas.

"Chai, omelin pake bahasa Thailand!" instruksi Renjun.

"Siap!" Chai menarik napas. "ฉันหล่อและฉลาดมาก บิสมิลละห์จงเป็นเศรษฐี อาเมน."

Jo bengong. Alice juga. Author apalagi. Sementara Adnan memasang wajah lempeng, sudah biasa.

"Gue butuh kamus bahasa Thailand," cicit Jo.

"Renjun, kasih paham pake bahasa Korea," suruh Chai.

"절대적 룰을 지켜 내 손을 놓지 말아 결속은 나의 무기 광야로 걸어가 알아 네 위협에 맞서서 제껴라 제껴라 제껴라," Renjun menutup petuahnya.

"Punya teman gini banget!" decak Jo sedih. Sedih karena dia tidak bisa bahasa Korea, apalagi bahasa kalbu.

"Jangan diminum esnya," sela Adnan dengan nada tenang. Dia menarik es jeruk dari hadapan Alice. "Biar gue pesan yang lain."

Kisah Sedih Di Hari MingguWhere stories live. Discover now