Part 21 - My Next Mistake

4.7K 593 53
                                    

Hai... aku balik lagi bawa part terbaru. Cerita kurang peminat ya.

Tes semangat dulu. Teriak aaaaaa 👉

Bilang lalala yeyeye 👉

Jam berapa kalian baca cerita ini?

Asal kota kalian dari mana?

Happy reading

Kau adalah kesalahan terbesarku.
______

"Lo murid yang suka nulis di wattpad itu, kan?" Alice menghampiri seorang murid perempuan yang duduk sendirian kantin sekolah.

Berhubung ini sudah jam pulang, suasana sekolah cukup sepi.

"Iya," sahut murid berkaca mata itu dengan terbata-bata. Penampilannya yang kecelewat cupu sudah sangat membuktikan kalau dia sering dibully.

"Berarti lo jago nulis dong?" tanya Alice.

"I-iya."

"Gue minta lo untuk buat pidato bertema kasus pembullyan di lingkungan sekolah. Pidato ini untuk penampilan gue di acara anniversary sekolah," ujar Alice dengan mimik wajah pongah.

"Tapi kenapa harus gue yang buat?"

"Oh, lo ngebantah?!" Alice bertanya kembali dengan nada sarkas.

"Tapi--"

"Ini perintah dari Adnan! Lo kenal Adnan, kan? Lo tahu seberapa berpengaruh dia di sekolah ini? Atau lo mau dibully sama Adnan karena nggak nurutin kata-kata gue?"

Murid itu refleks menggeleng.

"Makanya nggak usah banyak tanya!' sentak Alice.

"I-iya."

"Puisinya udah harus jadi sore ini. Kirim ke WA gue nanti dalam bentuk PDF! Harus diketik rapi!" perintah Alice.

"Iya."

"Udah sana pergi! Muak gue liat muka culun kayak lo," usir Alice.

Dengan langkah tergopoh-gopoh murid berkaca mata itu pergi. Meninggalkan sisa makanannya yang baru ia makan dua sendok. Sanking takutnya pada Alice dia kehilangan selera makan.

"Wah, gue nggak nyangka sikap asli lo begini!" Raka yang sejak tadi mengamati tanpa sepengetahuan Alice datang mendekat.

Untuk sesaat wajah Alice terlihat kaget. Namum segera Alice kendalikan dirinya.

"Lo sendiri dulu sering dikucilkan. Lo tahu gimana rasanya. Kenapa sekarang lo lakuin itu ke orang lain?" Raka mengangkat satu alisnya ke atas.

Alice membuang pandangan dari Raka. Ia enggan menatap mata cowok itu.

"Pasti seru kalau Adnan tahu sifat asli lo. Ditambah lagi tadi lo ngejual nama Adnan," ungkap Raka dengan nada santai.

"Apa sih?! Nggak usah ikut campur urusan orang lain!" debat Alice tak suka.

"Gue sebenarnya bukan orang yang kepo." Raka terlihat acuh tak acuh.

"Menurut lo ini menarik?" tanya Alice.

"Sedikit." Raka tersenyum sinis.

"Gimana kalau lo bantu gue untuk jadi nomor satu di sekolah ini dan di hati Adnan?" tawar Alice.

Raka tertawa tanpa makna. "Otak lo kotor ternyata."

"Gue bakal bantu lo untuk dapatin Shopia." Alice menampilkan senyuman sinis.

"Caranya?" Raka mulai tertarik.

"Caranya ya kita pisahkan mereka. Kita buat mereka berdua saling benci," jawab Alice singkat.

Kisah Sedih Di Hari MingguWhere stories live. Discover now