Part 7 - Kenapa harus berjuang?

5.9K 760 82
                                    

Hai, hai, aku balik lagi bareng Shopia dkk.

Ada yang kangen??

Masih pada inget gk???

Tes semangat dulu yuk, say yeeee 👉

Spam nama Shopia 👉

Happy reading bestiiie ♥️

Jangan lupa komen yg buanyaaak 😇

Semakin banyak komen, semakin cepat update ❤️

Ternyata bukan hanya aku dihatimu.
________

"Apa?! Lo dikeluarin dari tim olimpiade?" pekik Iren.

Shopia menangis sedih, mengadu pada Iren adalah satu-satunya hal yang ia lakukan. Hanya Iren yang Shopia punya saat ini. Keluarga? Shopia punya, tapi rasanya seperti tidak memiliki keluarga.

Shopia duduk di kursi taman belakang sekolahnya ditemani Iren melalui sambungan telepon. Walau Iren prik tapi dia yang terbaik.

"Gue digantiin sama Alice," lanjut Shopia. "Huhuhuhu." Dia menangis.

"Alice? Lo diganti sama cewek prik itu." Suara Iren terdengar tidak percaya.

"Bukan Alice yang prik, tapi elo."

Setelah Shopia mengatakan itu, lalu terdengar suara tut, tut, tut. Sepertinya Iren ngambek karena Shopia mengatainya prik. Harusnya Shopia tidak mengatakan itu tadi.

Well, sekarang Shopia benar-bener sendirian. Baiklah, Shopia lupa dia masih punya hantu Adnan dari masa depan. Dengan malas Shopia menoleh ke sisi kanan, Adnan dewasa sejak tadi duduk dengan setia di sisinya.

Shopia menghela napas. Huh, apa yang bisa diharapkan dari hantu ini?

"Maaf," ujar Adnan sedih.

Shopia menatap datar wajah si ganteng.

"Kamu harus menghentikan saya untuk mengantar Alice pulang."

Wajah Shopia semakin datar. Seolah sedang menunjukkan, apa saya peduli?

"Demi masa depan kita," lanjut Adnan.

"Kita nggak punya masa depan!"

"Shopia." Adnan meminta pengertian.

"Kalau gue menghentikan lo pulang bareng Alice, lalu Alice marah. Lo bakal ngebela gue?" tanya Shopia dengan serius.

Adnan terdiam. Jelas dia tahu jawabannya, jika dalam posisi yang Shopia jelaskan dan Adnan berada di masa sekarang dia pasti akan membela Alice.

"See? Semua jawaban kelihatan jelas di mata lo. Kita terlalu jauh, Pak Hantu. Bukan soal jarak. Tapi ini tentang perasaan kita. Ibaratnya itu kita bagaikan asam dan garam." Shopia teringat lagu Tulus.

"Tapi masih dapat bertemu dibelanga, bukan?" sanggah Adnan dewasa.

"Kalau begitu kita adalah asam dan lambung. Penyakit asam lambung terjadi karena asam lambung naik ke kerongkongan, terjadi pada saluran pencernaan yang menghubungkan mulut, sehingga lambung mengalami iritasi." Shopia berhenti sejenak.

Waktunya belajar biologi.

"Asam lambung itu penyakit biasa, tetapi bisa menimbulkan nyeri sampai pada ulu hati." Shopia menyentuh bagian dimana hatinya berada, sedikit sesak.

Adnan dewasa menatap Shopia dari sisi kiri wajah perempuan itu. Harus Adnan akui kecantiakan Shopia tidak pernah luntur bahkan di saat mereka memasuki usia dewasa di masa depan. Satu hal yang tidak Adnan suka dari wajah Shopia, terlalu banyak menyimpan kesedihan.

Kisah Sedih Di Hari MingguWhere stories live. Discover now