Part 17 - Kau Dengannya

6.3K 710 338
                                    

Holaaaa, author baik hati balik lagi ♥️ Karena target udah kecapai aku langsung cusss upadate, biarpun telat wkwk

Tes semangat dulu, ketik Aaaaaa 👉

Udah bahagia belum?

Masih mikirin dia?

Jangan lupa main tik tok hari ini ❤️

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Alice 👉

❌️ Tandai typo ❌️

Jangan mengemis,
Itu bukan cinta tapi kasihan.
_______

"Jangan lupa untuk mengerjakan PR yang Ibu berikan. Sekian pertemuan hari ini. Selamat siang." Guru biolongi berkerudung merah itu meninggalkan kelas Shopia. Kelas yang semula hening berubah riuh. Jam istirahat pertama telah tiba.

"Keriting otak gue. Keriting," keluh Iren dengan wajah sengaja dibuat sedih. "Tugasnya banyak banget."

"Lo mau kerjakan sekarang?" tanya Shopia.

"Ngapain gue kerjakan sekarang kalau masih bisa gue lakukan besok." Iren nyengir.

Shopia merapikan bukunya yang berserakan di atas meja. Adnan dewasa berdiri di ambang pintu kelas, sejak tadi laki-laki itu berada di sana. Mengawasi Shopia yang mogok bicara padanya sejak mengetahui penyebab kecelakaan di masa depan.

"Kantin yuk. Lapar banget. Perut gue pengen makan bakwan sama minum es cekek." Selerah makan Iren memang tidak estetik sama sekali.

"Sama gue juga lapar." Shopia bangun dari duduknya.

Raka datang ke meja Shopia dan Iren. "Kalian mau ke kantin?"

"Lo mau gabung?" tawar Iren.

"Gue boleh gabung?" Raka melirik pada Shopia yang enggan melihat padanya. Shopia terkesan menghindar sejak Raka mengajak pergi nonton.

"Bolehlah! Masa ketua kelas ditolak," sahut Iren.

Iren dan Shopia berjalan menuju luar, melintasi Adnan dewasa begitu saja.

"Shopia." Panggilan Adnan dewasa, sayangnya Shopia hiraukan begitu saja.

"Shopia, jangan marah," bujuk Adnan dewasa.

Raka berjalan di sisi Shopia, sengaja menyamakan langkah dengan perempuan itu.

Adnan dewasa mendengkus jengkel melihat Raka yang begitu gencar mendekati Shopia. Laki-laki yang satu ini sangat bersemangat.

"Shopia, jangan berpikir untuk merubah masa depan. Jangan pernah berniat untuk jatuh cinta dengan laki-laki lain," peringat Adnan dewasa.

Kaki Shopia berhenti melangkah. Matanya terfokus pada satu titik di mana ada Alice sedang duduk seorang diri di kursi depan kelasnya.

"Dasar janda genit!" maki Shopia tanpa sadar.

"Hah?" Iren dan Raka yang mendengar itu jelas kebingungan.

Siapa gerangan yang jadi janda di sini?

Kebencian Shopia pada Alice semakin besar. Hatinya sakit. Tanpa Shopia sadari kakinya melangkah ke arah Alice.

Shopia tarik kerah seragam Alice, membuat perempuan itu berdiri dengan paksaan. Alice kaget dibuatnya.

Mata Shopia memerah menahan amarah. "Kenapa lo hancurkan hidup gue?"

"Shopia, jangan." Raka dengan sigap melepaskan tarikan Shopia pada Alice.

"Shopia, jangan dengan kekerasan. Harus slay kalau mau labrak cewek modelan gini," peringat Iren ngaco.

Kisah Sedih Di Hari MingguOnde histórias criam vida. Descubra agora