"Kamu suka sama cewek itu?" tanya Shopia.
"Kami cuma teman!"
"Sialan." Shopia memaki tepat di depan wajah cowok sialan ini.
"Jangan merasa yang paling tersakiti saat ini, Shopia! Coba lihat dari sisiku. Kemana kamu saat aku sulit?! Kemana kamu saat...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tetap mencintai walau jatuh berkali-kali, Namanya juga jatuh cinta. ____
"Dari mana lo?!"
Sophia kaget melihat keberadaan Adnan remaja dan dewasa di depan teras rumahnya sepagi ini. Keduanya menatap tajam pada Sophi dengan mata penuh kecurigaan.
"Kenapa kamu tidak pelang semalaman ke rumah?!" Adnan dewasa bertanya dengan nada marah.
"Bukan urusan lo?" balas Sophia dingin.
"Tentu ini jadi urusan saya, karena saya adalah suami kamu!" Adnan dewasa benar-benar marah. Napasnya memburu cepat.
Selalu tentang masa depan yang tidak jelas itu. Sophia muak mendengarnya.
"Di mana laki-laki itu? Kalau dia menang laki-laki baik tidak seharusnya dia membawa kamu semalaman." Adnan mencari keberadaan Raka yang tidak terlihat sejak Sophia pulang.
"Nggak usah ikut campur! Ibu gue sendiri aja nggak peduli gue nggak pulang semalaman atau bahkan mati--"
"SAYA PEDULI!" Adnan dewasa berteriak keras.
Membuat Sophia terdiam, begitu juga Adnan remaja yang sejak tadi tidak mengeluarkan satu katapun.
"Dan tolong jangan ungkit masalah kematian. Tidak ada yang mengharapkan kematian saat orang-orang tersayangnya belum bahagia. Kamu tahu betapa menderitanya diambang kematian, Sophia? Sakit. Menyedihkan. Merasa tidak berguna. Saya sedang berada diambang kematian." Baru kali ini Sophia mendengar suara Adnan dewasa gemetar. Gelombang emosi laki-laki itu sedang tinggi.
Jantung Sophia berdenyut melihat Adnan dewasa yang terlihat putus asa. Memang tidak seharusnya Sophia bicara soal kematian di hadapan orang yang sedang berjuang untuk kembali hidup.
"Jadi, dari mana kamu satu malem ini?" tanya Adnan dewasa setelah berhasil menguasai diri. Kini ia lebih tenang.
"Setelah pulang main bareng Raka, gue nginap di rumah Iren karena mama kasih kabar kalau mama nggak pulang. Dan mama nggak bilang kalau ada lo di sini." Sophia jujur dan mengatakan apa adanya.