Part 16 - Masa Depan

6.7K 776 333
                                    

Yuhuuuu, aku telat lagi nih up nya padahal target udah kecepai dari kemarin. Tapi tenang aja part kali ini aku buat lumayan panjang kayak kemarin, makanya tetap spam yg buayaaak.

Spam author canssss 👉

Udah mandi belum?

Spam nama Shopia 👉

Spam nama Alice 👉

Pilih duit atau bias?

❌️ TANDAI TYPO ❌️


Bahkan laki-laki sesempurna dia saja meninggalkanku,
Lantas laki-laki seperti apa lagi yang harus aku percaya?
_________

"Diam seperti pemalu, bergerak menjadi menantu mamamu. Slebew!" Jo mengusap hidungnya diakhir kalimat.

"Kamu bisa apa, Nak?" Renjun menyambut candaan Jo.

"Bisa masak, Tante," jawab Jo dengan nada kemayu.

"Masak apa?"

"Masak aer," ujar Jo dengan nada pantun yang pernah viral.

"Biar mateng." Renjun tertawa puas. "Sekiiip. Sekiip! Kamu saya tolak jadi mantu. Lagi pula anak saya masih dalam proses produksi."

Sontak saja Jo memasang tampang kecut. Bagaimana bentuk anak yang masih dalam proses produksi? Pabrik garmen kali ah.

"Eh, eh! Itu Shopia lagi nangis." Chai menunjuk Shopia yang baru keluar dari perpustakaan sambil terisak.

"Wah, jangan-jangan terjadi drama azab di perpus." Jo yakin pasti telah terjadi tragedi cinta segitiga antara Shopia, Adnan dan Alice di perpustakaan sekolah.

"Shopia pasti nyakitin lagi Alice," tebak Chai dengan nada emosi.

"Cewek yang satu itu nggak ada kapoknya. Kalau dia cowok mungkin udah habis gue hajar," imbuh Renjun.

Ketiganya serempak berjalan memasuki perpustakaan. Mencari keberadaan Adnan dan Alice yang setahu mereka memang ada di sini.

"Itu mereka." Tunjuk Jo pada Alice dan Adnan yang berdiri di sudut rak dengan wajah kaku. Keduanya hanya saling tatap dengan tatapan kosong.

"Benar duguaan gue, pasti udah terjadi sesuatu." Chai berjalan menghampiri Alice.

"Lo diapain lagi sama Shopia?" tanya Chai dengan nada sarkas.

Alice menunduk dan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Jo.

"Adnan, kami udah sering ngingetin ini sama lo. Tolong lo bersikap tegas sama Shopia! Kasihan Alice ditekan terus sama cewek itu!" Renjun tidak habis pikir kenapa Adnan sesantai ini pada Shopia.

"Ini bukan salah Shopia," sela Alice.

"Dan lo Alice, jangan suka ngalah sama cewek itu!" debat Renjun greget.

Alice melirik pada Adnan yang tampak diam saja. Ada banyak hal yang tidak dapat Alice baca dari kedua bola mata Adnan. Kesedihankah itu? Atau, luka yang mendalam? Atau, justru penyesalan?

Adnan sendiri merasakan bimbing disudut hatinya. Menyakiti Shopia tidak semenyenangkan yang ia bayangkan.

Gue tulus sayang sama lo, kalimat Shopia ini terus berputar dalam pikiran Adnan.

"Dia benar-benar tulus sama gue," bisik Adnan pada dirinya sendiri.

"Adnan, jauhkan Shopia dari Alice! Dia seperti parasit dalam hidup Alice," suruh Jo.

Kisah Sedih Di Hari MingguWo Geschichten leben. Entdecke jetzt