Part 14 - Ketua Kelas

5.2K 763 359
                                    

Bilang lalala yeyeye yang mampir di lapak ini 👉

Tes semangat dulu. Spam Aaaaaa 👉

Spam nama kamu 👉

Spam nama Shopi 👉

Ada pendukung Alice di sini?

Tandai typo 🤗

Happy reading ♥️

Tubuh Adnan dewasa terasa kebas. Semakin hari semakin lemah sejak Shopia tidak bisa melihatnya lagi. Terkadang ia tidak mampu menggerakkan kakinya dengan benar. Menyeimbangkan langkah dengan Shopia bahkan Adnan kesulitan.

Shopia membakar foto miliknya dengan Adnan remaja. Sementara Adnan dewasa yang tidak terlihat oleh Shopia hanya dapat menatap sendu. Air mata Adnan menggenang.

"Shopia, Mama dengar nilai kamu anjlok!" Ibu Shopia datang menghampiri.

Shopia menoleh sekilas pada ibunya. Ia tatap datar dan tanpa minat.

"Iya!" jawab Shopia. Dia beranjak dari kursi taman belakang rumah.

"Kamu ini kenapa?"

"Mama tanya aku kenapa?" Shopia balas bertanya dengan nada sinis.

Ibu Shopia menatap dalam. Menantikan kalimat Shopia selanjutnya.

"Batin aku sakit, Ma!" Nada suara Shopia meninggi.

Hati Ibu Shopia tertampar dengan kalimat putri satu-satunya itu.

"Kenapa keluarga aku hancur? Kenapa aku harus dikucilkan? Semua orang memandang aku rendah," jelas Shopia serak.

"Shopia." Ibu Shopia hanya dapat menyebut nama Shopia dengan lirih.

"Sepertinya sebentar lagi aku akan benar-benar gila." Shopia membersihkan sisa air matanya. "Benar kata Adnan, aku memang orang gila. Nggak waras."

"Shopia, Mama minta maaf," ungkap beliau.

"Terlambat! Semua udah hancur. Lebih baik Mama urus laki-laki yang mau Mama nikahi itu aja. Aku bukan prioritas untuk siapapun!" Shopia meninggalkan ibunya. Berjalan tanpa semangat memasuki rumah menuju kamar.

Ibu Shopia melabuhkan pandangan lembar foto yang terbakar. Itu foto Shopia dan Adnan muda, kini telah berubah menjadi abu. Beliau menghela napas dengan berat.

Adnan dewasa yang tidak memiliki tenaga untuk menyusul Shopi hanya bisa mengawasi kepergian perempuan itu. "Kamu prioritas aku, Shopia," bisik Adnan pelan.

Sementara di dalam kamar Shopia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Menangis kuat. Mengeluarkan semua sesak yang ada di dada. Shopia tidak peduli sekitar, yang ia tahu saat ini adalah membuat perasaannya lega.

Tangisan Shopia semakin kencang. Memenuhi setiap sudut kamar. Menangis dan terus menangis.

Shopia meremas sperai di ranjang. Dadanya semakin sesak. Ia benamkan wajah pada bantal.

"Semua ini karena Alice!" Shopia berteriak frustasi di antara tangisannya.

******

Adnan dewasa menatap ragu pada punggung Alice. Ragu untuk menghampiri dan meminta tolong. Adnan tidak tahu kemana lagi dia harus berlari.

Haruskah ia benar-benar menunjukkan diri di hadapan Alice? Adnan dewasa merasa seperti orang yang kehilangan arah. Tidak tahu ke mana harus bertanya.

"Alice!" Adnan dewasa berteriak panik. Shopia tiba-tiba datang, memukul punggung Alice dengan sapu yang biasa digunakan untuk membersihkan kelas.

Kisah Sedih Di Hari MingguWhere stories live. Discover now