❤️Keputusan

106 17 0
                                    


Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin

"Aaawww" Annisa mengaduh ketika merasakan kuah bakso tumpah ke lengannya.

"Ehh..maaf maaf..gak sengaja, maaf ya." Ucap gadis berambut panjang pada Annisa.

Annisa mengibas ngibaskan lengan nya yang terasa panas. Sedangkan Balqis segera mengambil tissue untuk Annisa.

"Maaf ya." Ucap gadis bernama Aulia.

Annisa tersenyum."iya gapapa." Ucap nya walau masih terasa sakit.

Balqis menarik tangan Annisa, membawa nya duduk di atas kursi kantin.

"Pasti perih." Ucap Balqis sembari meniup niup lengan Annisa.

Annisa hanya meringis, tertumpahan kuah bakso yang masih panas tak bisa di anggap remeh. Kulit Annisa memerah karna melepuh.

" Kasih salep yah, biar gak terlalu perih."

Annisa hanya menurut saja. Membiarkan Balqis mengolesi salep di lengan nya.

"Udah kok, mendingan sekarang."

"Bener?"

"Iyaa bener."

"Yaudah deh."

Annisa memeluk Balqis. "Makasih yaa."

Balqis hanya mengangguk dan tersenyum.

Annisa melepaskan pelukannya ketika merasakan ponselnya bergetar.

Dokter Hanan is Calling

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Pulang jam berapa?"

Annisa melirik Balqis sebentar.

"Satu jam lagi, dok."

"Saya mau bicara sama kamu nanti di Restoran dekat Rumah Sakit."

Annisa memasang raut wajah heran. Kenapa harus di Restoran? Lagi pula nanti mereka akan bertemu di rumah.

"Oke, jangan jemput saya. Saya bisa berangkat sendiri."

"Saya tak ada niatan untuk menjemput kamu."

Astaghfirullah...sabar Annisa ...sabarr...

Annisa mendecak sebal, ia kesal dengan perkataan Hanan barusan.

"Yasudah, saya tunggu kamu disana, Assalamualaikum." Lanjut Hanan.

"Waalaikumsalam."
Annisa menutup telepon, memasukan ponselnya kedalam tas.

"Siapa?" Tanya Balqis.

"Dokter Hanan."

Annisa menoleh pada Balqis yang sedang menatap nya tajam sembari mengerucut kan bibir nya.

"Kenapa?"

"Panggil suami itu yang bener Annisa! Pake embel embel mas kek."

Annisa hanya menyeringai kuda. Ia masih tak biasa untuk menyebut Hanan dengan embel embel mas.

Sekali Seumur HidupWhere stories live. Discover now