❤️Terpaksa Peduli

111 17 1
                                    

Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin

Setelah menghubungi keluarga Annisa, Balqis berjalan menuju ruang rawat. Gadis berkulit putih pucat itu masih terbaring lemah, ia masih belum sadarkan diri.

Balqis tidak tega melihat keadaan sahabatnya yang seperti ini. Ia sangat yakin sekali faktor mengapa Annisa bisa menjadi drop seperti ini karena pernikahan yang dia alami sekarang membuat gadis di hadapan nya terlambat makan dan terlalu memikirkan tentang bagaimana perjalanan pernikahan nya nanti akan seperti apa.

Sepersekian dari situ kelopak mata Annisa bergerak, ia membuka mata nya perlahan.

Kilauan sinar lampu ruangan itu membuat dirinya sedikit memicingkan mata, mengerjapkan mata nya beberapa kali untuk menghilangkan buram di sana. Seketika rasa pusing menerjang kepalanya bersamaan dengan suara seseorang yang memanggil namanya.

"Apa yang di rasa sekarang?"

Annisa menoleh, mendapati Balqis yang sedang duduk di sisi bed nya. "Gapapa, cuma pusing."

Kemudian matanya melirik lengan kanan yang tertusuk jarum infus. Otak nya berfikir, mengingat tentang apa yang sudah terjadi padanya.

"Aku sakit apa?"

"Kamu kecapean Annisa, kamu juga kurang asupan makan. Jadi darah kamu rendah." jelas Balqis.

"Anemia lagi?" tanya Annisa yang di jawab anggukan lemah dari Balqis.

Annisa menghela nafas nya pelan. Ia tahu pasti dirinya akan seperti ini.

"Udah jangan di pikirin. Sebentar lagi kamu akan transfusi darah kok." ucap Balqis mencoba menenangkan nya. "Makan dulu yuk, kamu belum makan kan dari pagi? Sekarang udah jam makan siang loh, makan ya."

"Ayah sama kak Laura gimana? Mereka tahu gak?" Bukanya menjawab, Annisa justru menanyakan perihal keluarganya. Ia takut jika keluarga nya khawatir akan hal ini.

"Aku udah hubungin mereka, tapi aku juga udah bilang kok kalau kamu baik baik aja karena udah di tangani sama dokter. Jadi mereka gak terlalu khawatir." jelas Balqis.

"Makasih ya."

Balqis hanya tersenyum, lalu ia melihat Annisa yang seperti akan mengatakan sesuatu namun terlihat seperti ragu.

"Kalau.. Dok-ter Ha-nan?" tanya nya hati hati. "Apa dia juga tahu aku disini?"

Balqis mengnggukkan kepalanya semangat, membuat gadis di hadapannya mengernyitkan dahinya heran.

"Dia juga udah lihat kondisi kamu tadi."

Pasalnya ketika Annisa masih berada di ruang UGD, Balqis melihat Hanan masuk kedalam sana setelah sebelumnya ia mendengar percakapan lelaki itu dengan dokter Widia.

Annisa membulatkan matanya terkejut. Kedua tangan nya melipat berbentuk silang menutupi dada. "Dia gak ngapa ngapain aku kan?"

"Emang kamu pikir saya mau ngapain kamu?"

Tak hanya Balqis, Annisa pun sama terkejutnya ketika mendengar suara bariton dari ambang pintu.

Sejak kapan lelaki itu berada disana?

Balqis menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan sembari menggeleng seolah dirinya tak tahu apa apa. Kemudian ia tersenyum jahil pada Annisa seraya pergi meninggalkan mereka berdua di ruangan itu.

Sekali Seumur HidupWhere stories live. Discover now