❤️Mencoba

105 17 0
                                    

Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin

Hujan turun dengan deras membasahi bumi. Disertai hembusan angin yang membawa arah turun nya air suci itu kesena kemari. Tak ada bulan atau pun bintang yang menghiasi langit. Hanya ada gumpalan awan yang menambah kesan gelap gulitanya malam ini.

Annisa masih berkutik dengan laptop nya. Menyusun sebuah skripsi di temani dengan Thai tea favorit nya. Ini adalah hari ketujuh Annisa tinggal satu atap bersama Hanan. Dengan kesibukan masing masing dan tidak mengusik kegiatan masing masing.

Larat! Hanya Annisa yang tidak mengusik lelaki itu. Ia merasa Hanan sudah mengusik kegiatan nya dengan tidak memberikan izin kepada gadis itu untuk mengikuti kegiatan "Kerja Kuliah Nyata." kegiatan yang sering di lakukan oleh mahasiswi menjelang wisuda kuliah.

'Dokter Hanan itu sebenernya orang baik, Annisa. Mungkin emang sifatnya aja yang kaya gitu. Buktinya dia mau kan donorin darah buat kamu?! Apa namanya kalau bukan peduli? Dia itu suami kamu. Perlakukan dia dengan semestinya sebagai suami kamu. Kamu ga mau kan jadi istri durhaka? Cinta akan tumbuh dengan seiringnya waktu. Aku yakin deh, kalau kamu memperlakukan dia dengan baik dan bikin dia nyaman.. perlahan dia pasti akan mulai mencintai kamu. Sabar.. itu kuncinya.'

Kalimat itu yang di katakan Balqis tempo hari. Yang berhasil menyentil perasaan Annisa.

Gadis itu masih belum yakin jika harus bersika menjadi istri yang baik untuk Hanan. Ia berfikir akan percuma jika harus berjuang sendirian jika pada akhirnya pernikahan ini tak kan berumur panjang.

Namun, bukan Annisa namanya jika tak meyakini bahwa Allah mempunyai berbagai macam rencana untuk membuat hambanya bahagia.

Mulai saat ini.. ia berserah diri pada Allah atas segala sesuatu yang menimpa rumah tangganya. Ia bertekad dalam hati untuk menjadi perempuan yang sabar lagi kuat. Ia tak ingin menentang qudrat yang telah di tetapkan oleh Allah. Karena sejatinya, perihal jodoh hanya Allah yang tahu. Jika memang ia di takdirkan berjodoh dengan Hanan, Allah pasti akan menyelamatkan pernikahan nya. Ia yakin akan hal itu

Annisa bangkit dari duduknya saat mendengar bel rumah berbunyi. Ia sudah menduga pasti yang datang adalah suaminya, Hanan.

Annisa bergegas berjalan menuju pintu utama dengan membawa handuk. Di bukanya pintu itu seraya menjawab salam. Menampakkan lelaki bertubuh tegap dengan sebagian tubuh yang sudah basah.

Sembari mengibaskan jas putihnya, Hanan melengos masuk kedalam rumah tanpa menyambut uluran tangan dari Annisa.

Gadis itu hanya mendengus sebal, kemudian mengusap dada nya seolah menguatkan dirinya agar tetap bersabar.

Ia berjalan mengekor Hanan dengan tangan yang masih membawa handuk. Hanan yang merasa risih dengan tingkah Annisa berbalik menatap gadis itu dengan kening yang berkerut.

"Kenapa, sih?"

Annisa menoleh ke kanan dan ke kiri, lalu mengangkat bahu nya tak tahu. "Kenapa?" Tanya Annisa balik.

Sekali Seumur HidupWhere stories live. Discover now