❤️Kehilangan

115 10 1
                                    


Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin


وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُـلْدَ ۗاَفَاۡئِنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخٰـلِدُوْنَ(٣٤)
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗوَنَبْلُوْكُمْ بِا لشَّرِّ وَا لْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِ لَيْنَا تُرْجَعُوْنَ(٣٥)

"Dan Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia sebelum engkau (Muhammad); maka jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal?"
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 34 & 35)

"Isyfi Abina, yaa Robb.. isyfi Abina, yaa Robb..
Sehatkanlah kembali jasmani dan rohaninya, yaa Robb.. angkatlah penyakitnya, hilangkan rasa sakit yang Beliau rasakan, yaa Robb..
Kami mohon.. Kami mohon, yaa Robb..
Kami mohon..
Janganlah Kau panggil dia secepat ini.. Kami tak sanggup jika harus kehilangan nya.. Engkaulah yang maha kuasa atas segalanya.. Engkaulah yang mendatangkan penyakit itu padanya.. jadi,..hanya Engkau yang bisa mengangkat penyakitnya, dan hanya Engkau yang mampu menyembuhkan nya..
Terbitkan lah kembali ukiran senyum di wajah nya.. Kami merindukan nya.."

Derai tangis, Annisa tumpahkan dalam simpuhannya pada yang Maha Kuasa. Annisa hanya bisa berharap pada Nya, ia tak bisa melakukan apapun selain meminta permohonan pada Allah.

Annisa yakin.. Allah akan mendengarkan panjatkan doa-doa orang yang meminta kesembuhan Abah yai. Karena saat ini, bukan hanya dirinya yang sedang bersimpuh di atas sajadah dengan Balqis. Para keluarga besar Abah Yai dan para santri pun sedang melaksanakan dzikir Akbar dilanjut dengan berdoa bersama. Karena hanya Allah harapan mereka saat ini.

Annisa mengusap cepat air matanya ketika melihat keluarga besar Abah Yai berjalan tergopoh-gopoh keluar dari masjid. Ia menoleh sejenak pada Balqis yang juga sama bingung dengannya. Dengan cepat ia membuka mukena ketika merasakan firasat yang buruk, Annisa takut jika sesuatu yang tak diinginkan terjadi. kedua gadis itu melangkah lebar mengikuti beberapa anggota keluarga besar yang sedang menuju ke kediaman Abah Yai.

"Aisyah, ada apa?" Tanya Annisa pada gadis yang sedang duduk terpojok dengan masih sesenggukan.

"Hiks.. Abah, kak.. hiks.. Abah.."

Dada Annisa terasa sesak, ditambah suara tangisan banyak orang di depan pintu kamar yang terbuka lebar, membuat kedua gadis itu semakin khawatir.

"Abah Yai kenapa?"tanya Balqis pelan-pelan.

"Abah Yai.. hiks.. Abah Yai sekarat.. hiks.."

Annisa dan Balqis melangkah sedikit lebih dekat pada pintu. Situasi saat ini untuk masuk ke dalam kamar pun terasa sulit, karena banyaknya sanak keluarga yang berdiri mengelilingi ranjang Abah Yai dengan lisan yang membacakan kalimat tahlil. Annisa dan Balqis hanya bisa melihat dari luar kamar sambil terus berharap jika sesuatu yang buruk tidak sampai terjadi.

Sekali Seumur HidupWhere stories live. Discover now