❤️Dilema

76 11 14
                                    


Assalamualaikum teman teman..
.
.
.
💮Happy Reading💮

💙Jangan lupa vote dan komentar yaa💙
Semoga kalian tertarik😍
Aamiin

"Nikahi aku, Han."

Seperti ada yang menyambar pendengaran Annisa. Gadis itu merasa hati nya tergores sesuatu saat ini. Ia melirik Hanan, menunggu jawaban dari lelaki itu sama hal nya dengan Aretha.

"Annisa.."

Gadis itu beralih menatap Aretha yang wajah nya sudah penuh dengan air mata.

"Hanan adalah cinta pertama ku. Teman masa kecil ku. Kamu tidak keberatan kan, jika Hanan menikah dengan ku?" Ucap Aretha sembari memandang penuh pada Annisa.

Gadis itu meremas baju nya, tak kuat untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Lidah nya terasa kelu, tenggorokan nya pun terasa kering. Annisa menundukan kepalanya, tak berani menatap Aretha yang sedang menunggu jawaban nya.

"ANNISA, JAWAB!" bentak Aretha membuat Annisa terlonjak sedikit.

"Cukup Aretha!" Hanan mulai bersuara.

"Saya tidak punya kewajiban untuk menikahi kamu! Kamu saya anggap sebagai sahabat saya! Lagi pula kita tidak akan bisa bersama!" Tegas Hanan.

"Kenapa? Atau karena iman kita yang berbeda? Aku siap jika harus memeluk agama Islam demi kamu, Hanan! Aku siap!"

Hanan mengusap wajah nya gusar. Ia bingung harus mengatakan apa. Hanan memijat pangkal hidung nya, kemudian menoleh kebelakang. Melihat Annisa yang sudah menangis.

Oh ayolah, untuk menikahi dan menerima Annisa sebagai istrinya pun rasanya sangat sulit. Terlebih ketika gadis lain yang juga tak ia cintai ini meminta untuk menikahinya.

Ujian apalagi ini Ya Allah.. rasanya Hanan lebih baik mempunyai satu istri yang ia cintai dari pada mempunyai dua istri yang sama sekali tak ia cintai walaupun hal itu adalah sunah Rasul.

"Aretha, tolong jangan seperti ini. Kamu bisa menikah dengan lelaki yang lebih baik dari saya." pinta Hanan sekali lagi.

"Dan lelaki itu adalah kamu, Hanan!" Sahut Aretha sembari menunjuk Hanan dengan satu jarinya.

"Cukup!" Annisa mendongak, kembali menatap lekat bola mata Aretha.

"Saya bersedia untuk di poligami." Ujar Annisa membuat semua pasang mata menatapnya terkejut.

Tubuh Annisa bergetar hebat, rasanya ia ingin menghilang saja dari situasi ini.

Seketika bibir Aretha mengembang, ia menatap sendu pada Annisa yang mengikhlaskan suami nya untuk dirinya.

"Lihatlah, Hanan. Annisa sudah mengikhlaskan kamu." Ucap gadis itu sembari memandang Hanan yang sedang memandang istrinya.

"Jika kamu ingin aku turun. Sekali lagi, aku tegaskan," Aretha menjeda kalimatnya, "Nikahi aku, Hanan."

Annisa menangis dalam diam, ia takut jika ucapan nya kali ini adalah kesalahan terbesar yang akan ia sesali nanti. Gadis itu meremas baju nya kuat, menahan isakan di balik hijabnya.

Sekali Seumur HidupWhere stories live. Discover now