❤️Ternyata

87 11 1
                                    


Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin

'AllahuAkbar.. AllaahuAkbar..'

Suara Adzan subuh sudah berkumandang. Membuat gadis berpakaian piyama berwarna biru itu perlahan membuka matanya.

Satu hal yang ia rasakan adalah pening. Gadis itu sedikit memicingkan matanya karena sinar lampu yang menyilaukan. Kemudian bangkit sembari masih memegangi kepalanya.

Ia mengingat kejadian terakhir saat terjaga tadi malam. Otak nya memutar penuh tentang apa yang telah terjadi.

Ah, benar. Tentang siapa pemilik kamar itu.

Tentu saja hal itu membuat Annisa sangat penasaran. Kemungkinan Hanan berselingkuh di belakang nya, Itu bisa saja terjadi. Mengingat tentang bagaimana sikap Hanan padanya. Alasan ini sangat masuk akal baginya.

Annisa beralih pergi ke kamar mandi, membersihkan diri dan di lanjut sholat subuh. Tanpa imam.

Setelahnya melaksanakan sholat subuh, ia berjalan menuju dapur. Sempat terkejut ketika melihat pelayan nya sedang berkutik disana.

"Mba Tuti?" Panggil Annisa.

Wanita itu menoleh, kemudian menghampiri Annisa yang sudah duduk di sana.

"Iya, Non? Non udah sadar?"

"Mba kok udah ada disini? Sekarang baru jam lima lewat lima belas menit lho, atau emang biasanya datang jam segini?"

Wanita itu hanya menyengir kuda, "Tadi, Aden minta mba datang lebih awal, Non. Katanya, Non sakit lagi."

Annisa menghela nafas pelan, kemudian mengambil segelas air dan meminumnya. Dalam hatinya, ia membenarkan ucapan Balqis, bahwa Hanan adalah orang yang sangat peduli.

"Mas Hanan udah bangun, mba?"

"Aden dari jam empat pagi udah berangkat, Non."

Annisa mengangguk mengiyakan, kemudian tangan nya menepuk-nepuk kursi mengisyaratkan agar pelayan rumah nya ikut serta duduk bersamanya.

"Ada apa, Non?"

Annisa diam sejenak, kemudian mencondongkan tubuh nya agar lebih dekat.

"Mba disini udah berapa bulan?" Tanya Annisa.

Tuti yang menatap Annisa dengan serius kemudian mulai menghitung dengan jari.

"Dari semenjak Aden beli rumah ini, Non. Yaa sekitar satu tahun yang lalu,"

Annisa membulatkan matanya sempurna, takjub dengan apa yang di katakan pelayan nya ini.

"Berarti dari sebelum aku nikah sama mas Hanan, mba udah ada di rumah ini?"

Tuti mengangguk pasti. Pasalnya ketika ia mulai bekerja disini, wanita itu lah yang ikut membantu menyusun barang-barang dan perlengkapan rumah ini.

Kemudian Annisa mendekatkan lagi wajah nya, "Eemm.. Mba tau ngga, tentang pernikahan aku.. sama mas Hanan?" Tanya Annisa hati-hati.

Tuti terdiam, menyusun sebuah jawaban yang pas untuk pertanyaan dari majikan nya ini. Ia takut jika salah dalam ucapan nya nanti.

"T..tau, Non."

Annisa semakin bersemangat, mata nya berbinar, seolah tujuan nya untuk mencari tahu tentang pernikahan nya pada pelayan nya ini tidak salah.

"Pernikahan aku sama mas Hanan, gimana mba?"

Sekali Seumur HidupWhere stories live. Discover now