❤️Ingatan Annisa

98 12 3
                                    

Assalamualaikum teman teman
Apa kabar kalian semua??
.
.
.
💮Happy Reading 💮
💙Jangan lupa vote dan komen 💙

Semoga kalian semua tertarik 😍
Aamiin

Suara dering ponsel di dalam saku masih tak mau berhenti, hal itu sukses membuat konsentrasi Hanan sangat terganggu. Ia mencoba mengabaikannya dan kembali fokus, namun masih tetap berdering.

"Ente kenapa bawa ponsel keruang Operasi, Han?" Tanya seorang Dokter yang sedang membedah dada pasien.

"Ane lupa naro, jadi kebawa." Sahut Hanan, tangan nya masih sibuk untuk membantu.

"Angkat dulu deh, Han, atau matiin dulu ponsel nya."

Hanan menghela napas pelan, kemudian membuka handscoon dan keluar dari ruang operasi. Dengan kesal, lelaki itu merogoh ponsel nya di dalam kantong. Pada layar menyala, ia mendapati dua puluh panggilan tak terjawab dan tiga puluh pesan chat dari Balqis.

Tak ada waktu untuk membuka pesan-pesan itu, ia memilih mematikan ponsel sembari bermaksud memanggil seseorang.

"Ners Vina, tolong simpan ponsel saya di ruangan saya." Ucap Hanan sebelum kembali ke dalam yang dibalas anggukan oleh wanita muda itu.

"Udah? Dari siapa?"

Hanan kembali memasang  handscoon nya dan mendekati pasien yang masih terbaring di atas brankar.

"Gak penting." Sahut Hanan, lalu kembali fokus untuk melakukan operasi bedahnya.

Setelah bertarung dengan waktu yang cukup lama, baru lah Hanan menghirup udara segar sesudah keadaan yang menggentingkan tadi.

Tak teringat lagi dengan ponsel yang disimpan di ruangannya, ia beralih beranjak pergi ke toilet untuk membasuh mukanya ketika tiba-tiba saja tubuhnya bertabrakan dengan seseorang.

"Dokter Hanan,"

"Balqis," Ucap mereka bersamaan.

Hanan kembali teringat dengan dua puluh panggilan tak terjawab dari gadis itu.

"Ada apa?" Tanya Hanan ketika melihat mata sembab Balqis.

"Annisa, Dok.."

Ketika mendengar nama itu, Hanan memutar bola matanya malas. Kemudian kembali berjalan tanpa ingin mendengar kabar tentang keadaan istrinya.

"Saya bahkan belum memberi tahu keadaan Annisa saat ini. Tapi sepertinya Dokter tak berniat untuk mendengarkan saya terlebih dahulu," ujar Balqis tanpa menoleh pada Hanan. Tentu saja hal itu membuat Hanan menghentikan langkahnya

"Apa Dokter akan terus seperti ini ketika istri sendiri sedang sakit?" Balqis memutar tubuhnya, menatap punggung Hanan yang masih diam.

"Setidaknya Dokter tau kondisi Annisa sekarang, atau sekedar melihat keadaan nya saat ini."

Tak ada respon dari Hanan, lelaki itu masih tetap diam.

"Dimana letak kesalahan Annisa, Dok? Bahkan ketika Annisa sudah__"

"Saya sibuk, lagi pula sudah ada Dokter yang menanganinya kan?" Sela Hanan memotong ucapan Balqis. Kemudian beralih melangkah cepat sebelum gadis itu menceramahi nya kembali.

"Annisa hilang ingatan." Ucap Balqis yang sukses membuat Hanan membeku di tempat.

'tidak mungkin'

***

Sejak saran dari Dokter untuk tetap terus membacakan Alquran di dekat telinga Annisa, Balqis tidak sungkan untuk melakukannya.

Sekali Seumur HidupWhere stories live. Discover now