(MFA)Tigapuluhtujuh

1.3K 114 2
                                    

Pagi ini Keenan dan Vanya sedang menikmati Breakfast di balkon sambil menikmati pemandangan sunrise di tengah-tengah kota

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini Keenan dan Vanya sedang menikmati Breakfast di balkon sambil menikmati pemandangan sunrise di tengah-tengah kota.

Mereka sama-sama menikmati makanan mereka sesekali bercanda dengan Keenan yang menoel hidung Vanya dengan saus mayo. Sebuah ide melintas di otak Keenan.

"Vanya coba buka mulut kamu, Aaaaa!!" Titah Keenan tiba-tiba, lalu menyodorkan sepotong sandwich ke mulut Vanya.

"Eh apaan nih ka, aku bisa sendiri," Elak Vanya yang sebenarnya la malu tapi mau.

"ayoo buka mulut nya!!" Lantas Vanya pun menurut dengan membuka mulut nya dengan ragu.

"Nah gitu kan enak," Celetuk Keenan.

"Nih lagi!!" Vanya masih menurut tanpa banyak kata karna la menyukai perlakuan manis Keenan, lalu Vanya teringat akan kejadian tadi malam yang membuat pipi nya memerah.

Flashback

Keenan sedang duduk di atas sofa sambil membalasi beberapa ucapan dari teman-teman maupun kerabat di sosial media, sedangkan Vanya setelah keluar kamar mandi Ia duduk di atas kasur tanpa sadar Vanya memijat sendiri kaki nya dan hal itu di lihat Keenan.

Dengan cepat Keenan mematikan handphone nya lalu duduk di sebelah Vanya sambil mengangkat pelan kaki Vanya ke pangkuan nya.

"Shhttt...Ka!" Rasa nyeri menjalar di seluruh kaki Vanya juga ada rasa tak enak hati saat Keenan mengangkat kaki nya.

Keenan menelisik kaki Vanya, terlihat banyak terdapat bercak merah kebiru-biruan, karna kaki Vanya yang mutih membuat warna itu nampak jelas terlihat.

"Peredaran darah tidak lancar, tunggu sebentar biar aku ambilkan kompres." Celetuk Keenan sambil menjatuhkan kaki Vanya dengan pelan.

Vanya sadar akan bercak-bercak di kaki nya, karna setiap Ia kelelahan pasti akan muncul memar, seperti saat resepsi, Vanya hampir kewalahan mengimbangi para tamu dan keluarga yang datang makin banyak. Kakinya berasa sangat begitu pegal.

Keenan datang dengan membawa air kompresan, dengan pelan Keenan mengompres bagian yang memar lalu memijat pelan.

"Udah Ka, Ini ngga terlalu sakit lagi ko!" Vanya berinisiatif Menggapai tangan Keenan yang besar lalu memijat nya pelan.

Keenan tersenyum menerima itu, Memandangi wajah Vanya mulai sekarang akan menjadi hobi nya.

Vanya memulai pembicaraan karna tak tahan dengan kecanggungan di antara mereka. "Ka Kita baru ketemu kurang lebih tiga bulan, ko bisa suka gitu aja sama aku?"

"Ketika aku mengikuti kata hatiku, Itu membawaku kepadamu" Jawaban yang sangat singkat dan jelas namun memiliki makna yang dalam. Dengan pandangan yang tak lepas menatap Vanya.

Vanya terpaku akan tatapan itu, tatapan yang Ia harapkan di setiap sholat malam nya, dan sekarang Ia dapat melihat bebas ciptaan tuhan ini tanpa ada halangan.

MEET FOR ALLAH(On going)Where stories live. Discover now