(MFA)Empatpuluhdelapan

392 30 1
                                    

◦•●◉✿HAPPY READING✿◉●•◦
.
.

  Terang berubah menjadi gelap, matahari terbenam lalu muncul bulan dengan sinar nya yang tak kalah indah dengan sinar di siang hari. Vanya dan Keenan sedang berada di balkon kamar sambil menikmati angin yang menyapu bebas wajah keduanya dengan di temani cokelat panas yang masih mengepul.

Kedua nya sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing, tak menyangka bahwa Allah memberikan jawaban atas doa-doa mereka dengan jawaban yang tak disangka.

Handphone Vanya berbunyi, Keenan reflek melihat sedangkan Vanya  tak menyadari. Di layar handphone Vanya terlihat pesan dari Nazmi yang menanyakan kabar  dan mengingat kan jadwal temu keluarga.

"Sayang, besok aku boleh ikut kan?" Sebelum nya Vanya sudah melirik pesan yang tertera di handphone nya.

"Tentu mas, kamu juga udah siap kan jelasin semuanya dan bukti juga udah kamu pegang, " Ucap Vanya sambil tersenyum tenang lalu Keenan menganggukkan kepala nya.

Merasa hawa malam makin dingin mereka memutuskan untuk masuk kedalam kamar.


~كينان~


Seluruh keluarga sedang sibuk seperti biasa nya saat mengadakan acara temu keluarga dari para wanita yang menyiapkan makanan dan minuman, laki-laki yang sedang menyiapkan tempat dan ada juga yang sedang menjaga anak.

Keenan sekarang sedang mengasuh Kiara dengan sangat kasih sayang.

"Ara, kasian loh Ka Keenan, duduk di bawah aja yuk!" Ucap sang ibu Kiara sama dengan ibu Bara.

Kiara lantas menjawab dengan gelengan kepala. "Nggapapa tante, asal Ara anteng aja," Sahut Keenan sambil tersenyum, ia sangat menginginkan seorang buah hati bersama Vanya.

"Manja banget sih Ra, kaya berbulan-bulan aja ngga ketemu, " Bara yang berada tak jauh dari mereka pun berceletuk.

"Emang!" Kiara tak kalah menjawab. Memang benar Keenan sudah dua kali pertemuan keluarga ia tak hadir disebabkan larangan Nazmi sebelumnya.

"Mas, tolong ambilkan kue yang aku beli tadi, ketinggalan di mobil!" Vanya tiba-tiba datang.

"Bentar sayang," Keenan berjalan ke halaman rumah dan tak sengaja bertemu Nazmi yang duduk di teras sambil bermain dengan seekor kucing.

"Ayah!" Sapa Keenan sopan, sedangkan Nazmi hanya menanggapi dengan anggukan.

Sebenarnya nya Nazmi sudah memaafkan Keenan namun entah mengapa ia merasa tidak tertarik dengan Keenan sebelum Keenan mendapatkan bukti.

Setelah Keenan mengambil sesuatu di mobil ia menghampiri Nazmi dan duduk di sebelahnya.

"Bagaimana keadaan kamu nak?" Nazmi memulai pembicaraan.

"Alhamdulillah baik, seperti yang ayah lihat," Keenan merasa gugup saat berbicara dengan Nazmi.

"Ayah tau kamu pasti sudah mendapatkan bukti bahwa kamu tidak bersalah, karna itu kamu berani berada di sini berhadapan dengan ayah,"

"Iya ayah, " Celetuk Keenan sambil sedikit menunduk.

"Sekarang tidak usah kamu perlihatkan kepada ayah bukti yang kamu dapatkan, kamu sudah berusaha menuruti kemauan ayah untuk menjaga jarak sementara dengan El dan tidak menghadiri acara temu keluarga, " Jeda Nazmi sambil menarik nafas panjang lalu menghembuskan dengan kasar.

"Maafkan ayah yang sempat kecewa sama kamu, dan meragukan kamu bisa menjaga El dengan baik, maafkan ayah yang sempat egois karna mementingkan perasaan ayah sendiri dan tidak mementingkan perasaan kalian yang telah kehilangan calon anak kalian saat itu, " Sambung Nazmi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEET FOR ALLAH(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang