(MFA)Empatpuluh

1.2K 114 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Hari ini tepat dua bulan pernikahan Keenan dan Vanya, waktu nampak berjalan dengan cepat. Kedekatan keduanya makin erat walau sesekali percecokkan tak dapat dihindari.

"Aku pamit ya sayang" Keenan berpamitan pergi ke kantor, sambil mengusap perut Vanya Keenan berkata, "Cepat tumbuh nak!" Vanya tersenyum, Keenan sangat menantikan buah hati diantara mereka.

Vanya menerima uluran tangan Keenan lalu mencium punggung tangan Keenan, "Hari ini jadi makan siang bareng kan?" Tanya Vanya antusias.

"InshaAllah, Assalamualaikum zawjati"

"Waalaikum salam" Setelah membalas salam Keenan Vanya masuk kedalam rumah, Mereka sekarang tinggal di mansion yang di beli Keenan sendiri untuk mahar Vanya.

"Bi hari ini ngga usah masak banyak ya, soal nya saya mau makan di luar nanti sama Mas Keenan."

"Iya Non"

Hari begitu cerah, udara nampak sejuk. Vanya sekarang berada di balkon, sambil memegang diary miliknya, semenjak menikah Vanya sudah jarang menulis isi hati nya, karna hati nya sudah penuh diisi Keenan.

Vanya menoreh kan beberapa kata yang menjadi suatu kalimat yang penuh arti dan terakhir Ia beri tanda dengan nama Keenan sebagai bukti bahwa kalimat-kalimat itu di tujukan tuk Keenan namun sampai sekarang belum ada yang membaca buku diary nya. Hanya Ia dan Tuhan yang tahu.

Merasa sudah cukup, juga kamar yang sudah rapi Vanya memutuskan kedapur.

"Ada yang bisa di bantu ngga Bi, saya bosen"

"Ngga ada Non, Bibi bisa sendiri"

Vanya pun hanya bisa menonton sambil duduk di bar dapur.

"Anak Bibi ko ngga diajak?"

"hmm.. takut nanti ganggu, Non. Lagian dia udah mulai masuk sekolah!"  Ucap Bi Ida, seorang maid yang membantu-bantu di mansion.

"Kalo dia ngga sekolah bawa aja bi, ngga papa"

"Hehe iya Non" Mereka pun banyak mengobrol sampai waktu tak terasa sudah siang hari, bergegas Vanya sholat dzuhur lalu bersiap ke kantor Keenan.

Vanya sudah sampai di depan kantor Keenan yang menjulang tinggi diantar supir pribadi Vanya, supir Vanya perempuan yang sudah di perintahkan Keenan.

"Siang Bu!"

"Siang" Balas Vanya sambil tersenyum.

Vanya hendak membuka pintu ruangan Keenan namun Ia urungkan saat mendengar suara yang tak asing ditelinga nya duabulan ini.

"Kamu ngga kangen apa sama aku" Terdengar suara manja.

"Nih aku bawain makanan kesukaan kamu pas kita dulu, kamu pasti belum makan kan, Pasti Vanya ngga masakin, istri macam apa sih." Cerca nya. Vanya yang mendengar nya menyeritkan dahi 'siapa dia'.

MEET FOR ALLAH(On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang