004

834 231 168
                                    

• Audio milik Juna -004

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

• Audio milik Juna -004.
Aku semakin di buat yakin, akan perasaan yang mengatakan bahwa kamu memang tidak baik-baik saja.

-•o0o•-


"Selamat pagi pangelan tampan, aku dengal kamu sakit ... mau ku obati?" Seorang gadis kecil baru saja masuk ke dalam kamarnya.

"Terima kasih sudah datang, peri kecil. Tapi Bunda sudah memberiku obat."

"Hey ... Kak Una sakit apa?" tanya Ella.

"Aku hanya demam."

"Apa karena luka itu?"

"Tidak, bukan."

"Cepat sembuh ya ... lain kali lebih hati-hati!"

"Siap ... aku akan berhati-hati!" seru Arjuna, membuat gadis kecil itu tersenyum tipis. Namun kemudian ekspresinya berubah menjadi sedih.

"Ngomong-ngomong ... Kakakku juga sakit, tapi dia memaksakan sekolah."

Mendengar itu Arjuna terkejut. "Kakakmu sakit apa?"

"Tadi malam aku pegang keningnya. Dia demam, pipinya juga melah kalena dipukul Papa."

"Apa?!" Jawaban Ella kali ini membuat Arjuna jauh lebih terkejut.

"Aku selalu melihat Papa memukuli Kak Alu. Tapi aku tidak bisa melakukan apapun." jelas Ella.

•••

Kriingggg

Bel masuk sudah berbunyi beberapa saat lalu. Pelajaran pertama akan segera dimulai. Guru mengabsen seluruh murid di kelas ini seperti biasa. Namun ketika ada satu nama yang disebut, nama yang entah kenapa membuat Arun sedikit khawatir.

"Arjuna tidak masuk?"

"Arjuna sakit, Bu." sahut Mila, yang jabatan di kelasnya sebagai absensi.

Mengetahui bahwa Arjuna jatuh sakit membuat Arun sedikit khawatir. Arun sadar dengan apa yang telah dia lakukan. Dia juga merasa takut bagaimana jika Arjuna sakit itu karena ulahnya.

"Yasudah, sekarang kita mulai saja pelajarannya."

Beberapa jam berlalu, pelajaran pun selesai. Syukurlah semuanya baik-baik saja. Dia bisa mengesampingkan soal Arjuna dan belajar dengan tenang. Tapi sayang, itu tidak berlaku sampai bel istirahat berbunyi.

Langkahnya kini menuju toilet, kemudian berniat pergi ke kantin untuk makan siang. Tapi sebelum itu, sesuatu terjadi dan membuat Arun harus menahan rasa laparnya.

"Ups ... sorry, sengaja -ehh maksudnya gak sengaja." ujar seseorang yang meralat kalimatnya.

Arun memejamkan matanya sejenak, mencoba untuk tenang. Ia kemudian kembali berdiri setelah Vera berhasil membuatnya tersungkur ke lantai.

ARUNA [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora