026

381 137 29
                                    

🌹🌹🌹

"Kenapa kamu diam? Coba katakan sesuatu anak kecil," tantang Aruna. Mengingat muridnya ini selalu memberikan tanggapan pada bagian-bagian sebelumnya.

"Jangan katakan itu, Kak Aruna. Karena aku bukan anak kecil!" tegas Reina, merasa di sepelekan.

"Untuk dugaan ku terhadap Sunho memang sedikit salah. Lagi pula Kak Aruna sendiri yang mengatakan kalau tidak apa-apa sesekali melakukan kesalahan---"

"Tapi bukan perihal ini," potong Aruna.

"Tetap saja namanya kesalahan."

Aruna menghela napasnya, memilih mengalah. "Baiklah, lanjutkan."

"Aku yakin kali ini aku pasti benar. Perihal Arjuna yang dulu selalu di bully, lalu dia sama seperti Arun yang mengalami trauma. Dia selalu bermimpi buruk sampai akhirnya datang seorang gadis anggun dan merubah mimpi buruknya itu."

"Itulah kenapa di awal Arjuna mengatakan 'Nama yang mampu membuatku tenang, bahkan sejak pertama kali aku mendengarnya. Entahlah… tapi satu nama itu bisa memberiku cahaya, di tengah-tengah kegelapan yang membuatku sangat ketakutan' benar?" ujar Reina panjang lebar, kemudian menjetikkan jarinya. "Cepat beri aku nilai 100 Kak Aruna."

"Kamu benar-benar menanggapi serius kisah ini."

"Kenapa? Kisah ini menarik, aku bahkan ingin menjadi Arun."

Menyipitkan matanya sedikit, Aruna benar-benar tidak mengerti jalan pikir muridnya yang satu ini.

"Bagaimana bisa …."

"Karena dia beruntung di pertemukan dengan malaikat baik seperti Arjuna."

Benar, malaikat baik, obat dari segala luka tapi …

"Kak!" panggil Reina berhasil mengejutkan Aruna yang tengah melamun.

"Kok diem? Ayo lanjutkan!"

"Kok diem? Ayo lanjutkan!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Audio milik Juna,-026.
Tidak ada yang harus kita salahkan dari sebuah perasaan. Semua itu datang tanpa terduga, dan tidak ada siapapun yang bisa mengendalikan.

Perihal lama atau sebentarnya waktu yang mempertemukan, sungguh itu bukan apa-apa. Karena sekali lagi, kita tidak pernah bisa menduganya.

Tok tok tok

"Halo, Tante," sapanya, pada si tuan rumah yang baru saja membukakan pintu.

"Saerin? Ada apa?" tanya Wanda.

Hari itu Saerin sedikit tersinggung atas perlakuan Wanda sejujurnya. Karena wanita paruh baya yang biasanya lebih dulu mengajak Saerin untuk masuk, kemudian bertanya ada maksud apa kedatangannya.

"Saerin, sini masuk …." Lalu setelah mengajak Saerin masuk dan duduk, "ada apa?"

Sementara hari ini, "Saerin, ada apa?" Kalian mungkin bisa merasakan bagaimana perbedaannya.

ARUNA [END]Where stories live. Discover now