036

402 132 61
                                    

• Audio milik Juna,-036

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Audio milik Juna,-036.
Aku terlalu banyak merencanakan, sampai aku lupa kalau ada Tuhan yang mengendalikan.

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

"Jadi gitu, Juna. Awal aku ketemu sama Alisya."

"Kasihan sekali Alisya." Ekspresi wajah Arjuna terlihat ikut sedih setelah mendengar Arun bercerita tentang gadis manis yang baru saja ia temui. Namun mengesampingkan soal Alisya, Arjuna teringat akan satu hal ini. "Oh iya Arun, bagaimana hari ini? Semuanya baik-baik saja?" tanyanya.

Arun yang duduk di samping Arjuna menolehkan kepalanya, menatap lekat lelaki itu seraya tersenyum, gadis itu berucap, "semuanya baik-baik aja Juna, gak perlu kamu kamu pikirin."

"Bagaimana bisa aku tidak memikirkan apa yang gadisku pikirkan." Entah ini yang keberapa kalinya Arun di buat salah tingkah oleh Arjuna. Lelaki itu benar-benar tidak memikirkan hati kecil Arun yang terus di buat porak poranda berantakan.

"Oh iya Juna, aku beli semua gantungan bonekanya Alisya. Sebenernya buat Ella, tapi kasih kamu satu kayaknya Ella gak akan keberatan deh. Satu buat Aljwi juga gak akan masalah" ujar Arun, kemudian merogoh dua gantungan boneka kecil dari tas selempangnya untuk di berikan pada Arjuna.

"Buat kamu yang rubah aja ya. Buat Aljwi hamster lucu" -Arun.

"Terserah padamu Arun, aku akan menerimanya dengan senang hati."

Arun kini memegangi pipinya karena merasa pegal, dia tidak bisa berhenti senyum. Gara-gara Arjuna. Gadis itu benar-benar di buat sebahagia ini setiap saat dirinya bersama Arjuna.

"Juna… udah jam setengah 7 malam, kita pulang sekarang ya" Arun lalu berdiri dan menarik lengan Arjuna agar ikut berdiri juga.

"Tapi aku masih merindukanmu."

Arun tersenyum menatapnya. Arjuna dengan ekspresi wajah cemberut membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

Sedetik kemudian, Arun berjinjit seraya mengalungkan tangannya di tekuk leher Arjuna. Memeluk lelaki itu, pun dengan kepala yang ia tenggakan karena Arjuna lebih tinggi darinya.

"Aku juga, Juna. Tapi mau gimana lagi, pokoknya kita harus pulang. Tenang aja, masih ada hari esok kok" ujar Arun.

"Kamu yakin bisa memastikan itu?"

"Kenapa? Bukannya kamu yang bilang kalau 'kita akan selalu bersama' hm?"

"Tentu" jawab Arjuna singkat, membuat senyuman manis keduanya tercipta bersamaan.

Hubungan mereka bahkan belum setengah jalan, tapi rasanya benar-benar sudah sebahagia itu. Arun bahkan bisa menyimpulkan kalau bertemu dan menerima Arjuna di dalam hidupnya bukanlah sebuah penyesalan.

Di jalan menuju rumah Arun, dengan tangan yang terus terikat. Gadis itu terus menatap Arjuna tanpa berkedip. Dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sulit di dapatkan ini.

ARUNA [END]Where stories live. Discover now