022

431 163 26
                                    

• Audio milik Juna,-022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Audio milik Juna,-022.
Aku bukanlah mereka yang banyak bicara.
Tapi aku, adalah aku yang akan terus berjuang dengan banyak cara.

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰


Malam ini, di dalam ruangan dengan lampu yang sengaja di matikan. Membiarkan hanya cahaya bulan masuk lewat jendela.

Arun menatap Arjuna yang bahkan masih belum memejamkan matanya. Lelaki itu menatap ke langit-langit kamar, entah sedang memikirkan apa.

Beberapa menit lalu Arun berbohong kalau dia akan pergi tidur. Maksudnya agar Arjuna tidur dan dia bisa melakukan apa yang dia inginkan. Rutinitas sebelum tidur.

Overthingking-menangis-lalu tidur dengan air matanya.

Tapi seolah tahu, Arjuna justru malah tidak tertidur.

"Juna, kenapa kamu belum tidur?" tanyanya, membuat Arjuna tersenyum tipis. Entah apa maksud dari senyuman itu. Hanya saja Arjuna merasa senang karena dugaannya kalau Arun belum tidur ternyata benar.

"Kamu sendiri, kenapa?" Arjuna balik melemparkan tanya.

Beberapa detik Arun diam tak menjawab. Bukan karena dia tidak mau menjawab, hanya saja ada banyak jutaan kata di kepala yang membuat gadis itu bingung harus mengatakan yang mana dulu. Hatinya yang terasa sesak juga membuat Arun serba salah.

Arjuna kemudian beranjak dari kursi, lalu menghampiri Arun di bangsalnya. "Katakan saja semua yang kamu rasakan, Arun. Jangan pernah menahannya, atau semua itu akan semakin memburuk!"

Sial. Dia berhasil membuat air mata Arun jatuh.

"Aku … aku bingung, Juna," ucap Arun, yang malah membuat si pendengarnya pun ikut bingung.

"Bingung?"

"Aku bingung apa aku harus percaya sama kamu atau enggak?"

"Mau mu bagaimana?"

Arun merubah posisi tidurnya menjadi duduk, dan bersandar pada dinding tempat tidurnya. "Justru itu aku gak tau, Juna. Di satu sisi aku mau coba buat percaya, tapi … di sisi lain aku juga masih takut."

Arjuna tersenyum lagi, sungguh pengakuan ini entah kenapa membuatnya sangat senang. Mendapatkan peluang untuk memiliki Arun meski hanya 1% dari 100%. Tidak apa-apa, setidaknya dia sudah mendapatkan itu.

"Arun … aku tidak akan mengatakan apapun karena aku juga takut itu akan menjadi kesalahan. Aku tidak akan banyak menjanjikan. Tapi satu hal yang pasti, aku akan terus membuktikannya dengan apa yang aku lakukan. Setelah itu, keputusan ada di tanganmu. Kamu yang menilai apa aku pantas untuk mendapatkan kepercayaan mu, atau tidak," ujar Arjuna. "Aku ingin bertanya … katakan semuanya padaku dengan jujur. Apa sebenarnya yang membuat kamu seperti ini?"

Menghela napas panjang, gadis itu mencoba tenang dan membendung air matanya agar tidak jatuh lagi. "Ada banyak hal, Juna."

"Katakan semuanya, aku akan mendengarkan." Arjuna malah membuat bendungan air mata Arun lagi-lagi hancur.

ARUNA [END]Where stories live. Discover now