021

468 169 48
                                    

🌹🌹🌹

Aruna membalikkan tubuhnya, dan mendapati Reina yang terlihat sedang berpikir entah apa yang di pikirkan gadis berusia 15 tahun itu.

"Ada apa Reina?"

"Aku mulai mengerti arah cerita Kak Aruna."

"Maksudnya?"

"Aku mengerti kenapa Vera begitu membenci Arun. Itu semua karena masa lalu papanya sendiri. Sunho sebelumnya pernah menikah, lalu memiliki putri yang tak lain adalah Vera. Lalu karena harta, Sunho memilih meninggalkan istri pertamanya dan membuang Vera demi Selly yang bergelimang harta. Benar, Kak Aruna?"

Aruna meringis tertawa, dia sedikit bangga dengan imajinasi muridnya yang di luar nalar. Bagaimana bisa anak seusianya berpikir sejauh itu.

"Kamu terlalu banyak menonton sinetron, Rei."

"Cih," Reina mendecih tidak terima. "Satu lagi! di sini ada satu-satunya orang yang tau perbuatan jahat Vera cuma Indy ... kalau gitu ... apa Indy yang kasih tau Jevano? Tapi gimana caranya?" tanya Reina.

"Kamu akan tahu jawabannya."

• Audio milik Juna,-021

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

• Audio milik Juna,-021.
Ketika aku berpikir, kalau untuk mendapatkan mu itu adalah sebuah ketidakmungkinan. Tapi bodohnya aku, malah terus ingin mengejar mu. Dan tidak memilih untuk menyerah.

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Sore hari, lebih tepatnya hari sebelum perayaan festival sekolah di rayakan. Gadis dengan rambut yang di ikat kuncir kuda dengan baju lengan pendek unicorn kesukaannya itu baru saja keluar dari kamarnya. Kemudian, menerobos masuk ke dalam kamar sang Kakak bahkan tanpa permisi.

"Kak," panggilnya, tak lupa menggoyangkan pelan tubuh lelaki yang tengah tertidur lelap di atas ranjangnya.

Yang di panggil menggaruk kepalanya kesal, karena merasa terganggu.

Bagaimana tidak, dia baru saja pulang setelah berlatih keras untuk memenangkan pertandingan basket di sekolah tetangga. Namun adik menyebalkan yang tidak pernah bosan menganggunya itu datang tiba-tiba dengan tidak sopan nya.

"Hm," sang empunya kamar berdeham pelan, bermaksud memberi jawaban.

Tidak terima atas sahutan nya. Indy lalu duduk di samping Kakaknya. "Kak, bangun dulu ... gue punya sesuatu."

"Apaan si, ngantuk," jawab Jevano, namun masih dengan mata yang tertutup.

"Bangun dulu!"

"Hm."

"Cepet bangun!!! Ini penting banget!" seru Indy, sembari menjambak rambut Jevano.

"Argh! Apaan si ...."

Meski menjawab, namun tidak ada tanda-tanda kalau Jevano akan bangkit dari tidurnya. Laki-laki itu masih anteng bergelut dengan mimpi indahnya.

"Ish! Bangun gak?!"

ARUNA [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt