033

381 145 50
                                    

Hope u like this part🤍


𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰


Arun lagi-lagi menghentikan langkahnya ketika melihat Arjuna di bawa masuk ke dalam mobil oleh Saerin. Rasanya dia ingin meneriaki gadis itu untuk memberitahu kalau laki-laki yang di bawanya adalah miliknya.

"Saerin menyukaiku, dan dia memanfaatkan keadaan ini. Bahkan sampai bunda sekalipun berpihak kepadanya. Bunda meminta Saerin untuk terus berada di sampingku" ujar Arjuna, saat di atas roof top tadi.

"Aku harap kamu tidak merasa terganggu untuk ini, Arun. Kamu harus yakin setelah ini semuanya akan baik-baik saja"

"Arun?" panggil seseorang, ketika Arun melangkahkan kakinya menuju gerbang.

"Lo pulang sama siapa?" Indy bertanya dari dalam mobilnya.

"Mau naik taksi"

"Yaudah sini bareng gue aja"

"Tapi—"

"Udah ayo" ajak Indy, seraya membuka pintu mobilnya dari dalam untuk Arun.

Karena pintu sudah terlanjur di buka, membuat Arun tidak jadi enak jika harus menolak ajakan adik dari mantan pacarnya itu.

"Sorry ya ngerepotin"

Indy kemudian melajukan mobilnya, "kan sama mantan kakak ipar, harus baik" goda Indy.

Arun meringis tertawa, "apaan si"

"Tapi beneran deh waktu kakak gue putus dari lo, dia tuh jadi pendiem"

"Mungkin dia nggak nyangka aja sama apa yang gue lakuin"

"Ya tapi kakak gue tuh bego banget harusnya dia dengerin dulu penjelasan lo" sewot Indy.

"Tapi kalo gue ada di posisi Jevano, gue pasti bakal lakuin hal yang sama sih, gue pasti bakal kecewa banget… -btw kok jadi bahas dia?!"

Indy tertawa puas, ketika mendengar nada bicara Arun yang tidak terima di akhir kalimat.

"Sengaja lo pasti" -Arun.

"Lah fitnah"

Keduanya tertawa bersama sepanjang jalan, membahas tentang hal apapun yang sekiranya bisa menjadi bahan obrolan. Demi menghindari kecanggungan yang mungkin bisa saja datang menyelimuti mereka.

Sampai ketika beberapa meter menuju perumahan Arun, gadis itu meminta Indy untuk memasuki gapura kedua. Jalan yang akan langsung sampai di depan rumahnya. (Tidak melewati rumah Arjuna)

Indy yang kebingungan memilih bertanya, "bukannya lewat gapura tadi bisa?".

"Bisa sih, tapi di sana hawanya panas"

"Setau gue lewat situ ada rumahnya Arjuna, kenapa?"

"Lo kok tau?" Arun balik bertanya, dengan ekspresi sedikit terkejut tak percaya.

"Taulah, orang gue kan pernah ke sini waktu mau jenguk-kin lo, terus lo malah ngumpet setelah matiin semua lampu"

Kali ini gantian Arun yang tertawa puas, "lagian, gue udah bilang jangan kasih tau Arjuna… malah dateng ke rumah gue bawa dia"

"Ya gue mana tau, tiba-tiba gue di seret suruh ikut sama si Mila" lagi-lagi gadis yang tengah fokus menyetir itu menjawabnya sewot.

Arun hanya tertawa.

Kemudian setelah pedal rem Indy injak, tanda kalau mereka sudah sampai di tempat tujuan.
Lalu Arun keluar dari mobilnya, "thanks ya, sorry ngerepotin".

ARUNA [END]Where stories live. Discover now