024

400 151 42
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dulu ⭐ yaa.

Sebelum baca, jangan lupa vote dulu ⭐ yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Audio milik Juna,-024.
Aku ada, untuk melindungi.
Aku ada, untuk selalu menemani.
Aku ada, untuk mematahkan semua ketakutan mu. Dan aku ada, untuk mencintaimu.

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

"Hidup itu … tentang berpasangan. Luka dan sembuh. Sedih dan bahagia. Tangis dan tawa. Kamu harus percaya kalau setelah terluka, maka akan ada kesembuhan. Kalau ada sedih, lalu akan ada kebahagiaan. Dan kalau ada tangis, setelahnya akan ada tawa."

"Meskipun mungkin membutuhkan waktu yang sangat lama, dan harus di iringi dengan perjuangan. Tapi kamu harus yakin kalau hari itu pasti akan tiba."

"Itulah hidup … meski terkadang kamu pasti merasa kalau 'kenapa hidupmu selalu seperti ini dan tidak pernah berubah, kenapa rasanya duka malah selalu menyelimutimu, kenapa luka ini tidak pernah sembuh'. Mungkin Tuhan belum memberimu kesempatan baik itu, Arun. Tuhan percaya kalau kamu masih kuat dan bisa melewatinya."

"Lalu setelah masanya tiba … Tuhan akan mengirimkan kebahagiaan untukmu. Dia akan mengganti luka, sedih, dan tangismu. Dia akan mengirimkannya lewat malaikat baik. Percayalah."

Beberapa patah kalimat Arjuna, yang tanpa Arun sadari telah mengiringi langkah nya menuju ruang guru di sekolah. Tanpa ada hambatan apapun, tanpa menghadapi manusia-manusia keji yang menghinanya. Semuanya seolah blur di pandangan Arun, dan semua itu karena Arjuna.

→Ruang Guru.
Arun terdiam di depan pintu, jujur saja dia masih tidak mengerti akan apa yang terjadi hari ini. Tapi genggaman tangan Arjuna seolah mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja. Arjuna terus meyakinkan Arun kalau dia tidak akan pernah melepaskan genggamannya.

Duduk berhadapan dengan beberapa guru, tentu bersama Arjuna di sampingnya. Kemudian tak lama seseorang datang membawa Vera.

"Em … apa kita harus panggil orang tua kalian?" tanya Bu Fani.

"Tidak perlu, Bu. Saya pikir kejadian ini benar-benar akan membuat trauma Arun kambuh. Dan saya pikir, kebenaran dari audio ini sudah cukup menjelaskan semuanya," ujar Arjuna, membuat Bu Fani juga beberapa guru yang lain mengangguk paham.

"Satu hal yang perlu Arun ketahui kalau lewat bukti ini … Arun pasti bisa sembuh dari traumanya. Dan untuk selanjutnya biar Ibu yang lanjutkan. Saya akan menunggu di luar," lanjut Arjuna.

Lelaki itu lalu menolehkan kepalanya menatap Arun sembari mengeratkan genggamannya. "Arun … tenang saja …," pungkas Arjuna.

ARUNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang