Chapter 21. Walpurgis

1.5K 125 36
                                    

Beberapa hari telah terlewati hingga hari di mulainya Walpurgis telah datang ... Pakaian yang di buat oleh Shuna juga sangat bagus dan nyaman untuk di kenakan. Pakaian ini berwarna hitam dengan beberapa garis Emas huruf  'T' di tengahnya. Dan ada bulu yang terbuat dari bahan Tempest Wolf yang sangat nyaman di area leher ku ini.

"Ini benar-benar hebat, Shuna."

"Hehe, syukurlah jika anda suka."

"Anda terlihat keren Rimuru-sama." Shion berbicara dengan mata berkilauan. Begitu pula dengan Ranga yang mengibaskan ekornya dengan cepat.

Untuk perjamuan ini, aku membawa Shion serta Ranga ...

"Oi Veldora, apa kau akan terus merengek seperti itu." Dia dari tadi menatapku dengan mata berair.

Haizzz .... Naga ini, apanya yang menakutkan, dia hanyalah naga yang cengeng!

Aku mengetuk kepalanya menggunakan manga ... " Ini, untuk sekarang, aku akan memberikan manga untuk mu." Lalu menyodorkan nya kepada Veldora.

"Aku tidak mau manga, aku hanya ingin ikut dengan mu!" Ucapnya lalu mengambil manga yang ada di tangan ku.

Lalu kenapa kau masih mengambilnya pak tua!

Ramiris sudah berada di ruanganku. Dengan Treyni dan juga Berreta yang setia berdiri di belakangnya. Aku duduk di samping sofa Veldora ... "Kenapa kau sampai segitunya ingin ikut di perjamuan ini?"

"Em... "

Kau hanya ingin menyombongkan diri saja bukan?...

Mata ku semakin malas menatapnya. Sikap dari naga ini harus segera di obati ...

"Sudahlah, tidak perlu merengek. Aku akan memberikan mu manga lebih setelah kepulangan ku."

Matanya berkilau, hehe ... Aku tau kau menginginkan nya.

"Dengan doujin?"

*BRAK!

"Geuhakk ... Itu sangat sakit Rimuru!"

"Ah maaf ... Bisa kau ulangi, aku tidak mendengarnya." Balasku dengan senyuman manis ... Em ... Bisa di bilang mengancam.

"T-tidak ada ... Haha ... Hahaha ... Ha" tawanya yang canggung dengan mengelus kepalanya.

Kau ini kenapa sih Veldora!

"Haizz ... Jangan sebut nama itu di depanku lagi kecuali kau memang merindukan sebuah pukulan."

"A-Aku mengerti."

Haizz ... Apakah kepalanya akan baik-baik saja? Entah sudah berapa kali aku memukulnya, otaknya tidak akan bergeser atau menjadi lebih bodoh kan?

"Dasar bodoh!"

"Naga sialan!"

"Pak tua"

"Apa yang kau lakukan!"

"Kau belum kapok ya?"

"Dasar kadal!"

Ugh ... Kebanyakan ingatan ku adalah memukulnya ...

Hng ...

"Haizz ... Kemarilah." Aku menarik kepalanya ke atas pangkuanku, dan menyembuhkan rasa sakit dari pukulan ku tadi ...

"Ini tidak biasa, apa yang kau rencanakan Rimuru?"

Benarkan, naga bodoh ini sangat menyebalkan!!! Aku berbaik hati padanya, tapi dia menuduhku merencanakan sesuatu.

Tensura : Rimuru Is a Girl |Rimuru Tempest|Where stories live. Discover now