Chapter 32. Pernyataan.

1.3K 93 27
                                    

Hening seketika, mata Rimuru melebar tak tau harus berbuat apa.

Pasalnya, Veldora tanpa pemberitahuan apapun menciumnya begitu saja.

"A-Apa yang kau lakukan bodoh!?"

Rimuru sedikit mendorong mulut Veldora dengan tangannya, wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus.

Ia tak berani menatap Iris emas dari Veldora di karenakan malu.

Ini tidak adil, kenapa selalu dia yang salah tingkah saat bertemu dengan Veldora. Sementara itu, Veldora hanya menyeringai mendapatkan tontonan segar yang ada di depannya.

Ia perlahan menangkap tangan Rimuru yang menutup mulutnya. Veldora yang sudah tidak tahan, sedikit menjilat jari jemari kecil yang Rimuru miliki. Berhasil membuat tersentak si pemilik tangan itu.

"Tu-Tunggu! Jangan jilati itu!?" Ia mencoba menarik kembali tangannya, tapi sayang. Tenaga nya jauh di bawah Veldora.

"Kalau begitu, Izinkan aku menciumu lagi, Rimuru."

Veldora sedikit mengangkat tangan Rimuru, membuat si Surai biru menengadah ke atas. Menatap langsung iris emas Veldora. Tubuh mereka menempel satu sama lain, wajahnya kian memerah, ia menelan ludahnya sendiri karena gugup.

"A-Aku tau, hanya ciuman saja. Tidak boleh lebih"

'Sebenarnya, apasih hubungan kita?' batin Rimuru.

Wajah mereka kembali berdekatan, hingga Rimuru bisa merasakan bahwa bibir Veldora telah sepenuhnya bersentuhan dengan bibir mungilnya.

Veldora menekan kepala Rimuru, memperdalam ciuman mereka.

Brug

Kedua iris emas itu saling membuka mata melebar, mereka menatap samping mendapatkan Ramiris yang tengah menutup mulutnya karena terkejut, menyebabkan Manga yang dia baca jatuh ke lantai.

'wksjskkwdjhakwmjsialalsnheiwjagsgwjaagwhsjgashajwjsbhajqwhbsiahwvsiajwbvsuHakwbsvsuajwkevsuahkwbesh' Pikiran Rimuru sudah sangat kacau, apalagi posisinya sekarang tengah berciuman dengan Veldora.

Dia dengan cepat melepas ciuman itu dari mulutnya.

"A-Aku tidak melihat apa-apa! S-SELAMAT TINGGAL!"

Sementara itu, Ramiris segera terbang menjauh dari mereka dengan cepat.

Sreeettt

Hingga dia merasakan ada sesuatu seperti benang yang menahannya. Benang itu melilit semua bagian badan Ramiris yang membuatnya tidak bisa bergerak.

Dia melihat kebelakang mendapatkan Rimuru yang bernafas berat dengan wajah yang sangat memerah. Benang itu tersambung dari tangannya yang terulur ke arah Ramiris.

Sreet

Rimuru menarik benang itu hingga akhirnya menggenggam Ramiris di tangannya.

"Ggggggggggggggggggg Kkkkkkkkk-kau ... T-t-t-tidiak m-m-m-m-melihat apapun! O-oke! Kau ... Tidak ... Melihat ... Apapun!!!!" Rimuru menatap tajam Ramiris dengan kegugupan yang sangat tinggi, wajahnya benar-benar panas sekarang. Dia sangat malu.

"A-A-A-aku ... Tidak melihat kalian berciuman! Aku bersumpah!"

Tapi justru itu malah membuat Rimuru mengeluarkan uap yang sangat banyak.

"Jangan beritahu siapapun! A-atau aku akan benar-benar merobek sayapmu sehingga kau tidak akan pernah bisa terbang lagi!"

"Heikkkkkk! A-Aku tau! Aku tidak akan bilang kepada siapapun! Aku bersumpah! Kumohon lepaskan aku!"

Tensura : Rimuru Is a Girl |Rimuru Tempest|Where stories live. Discover now