Chapter 29. Perbincangan wanita ?

1.2K 105 28
                                    

Dalam ruangan ini, aku dan Velzard banyak berbincang tentang hal-hal yang sepele.

Dengan cekikikan, Velzard menceritakan hal lucu. Dimana dia tidak sengaja membunuh Veldora dengan pukulannya.

H-Haha ... Aku tidak tau harus bereaksi bagaimana dengan cerita 'Lucu' yang di bicarakan oleh Velzard.

Hingga akhirnya dia menceritakan tentang masa lalunya. Yang dimana bertemu dengan Guy dan berdiam di Utara yang di selimuti oleh Es yang sangat dingin, sudah 10.000 tahun lebih dia bersama dengan Guy.

Ugh ... 10.000 ? Apa aku tidak salah dengar.  Bahkan umurnya sekarang lebih dari 20.000 tahun. Itu bisa menegaskan bahwa dia lebih dewasa dari pada Veldora, Veldora sekarang hanya berusia 2000 tahun. Dan aku memanggilnya 'pak tua' apakah aku harus memanggil Velzard 'Perempuan tua' ?

Haha, memikirkannya saja sudah membuatku merinding.

Tapi aku penasaran, kenapa dia tidak bisa bosan hanya berdiam diri bersama Guy.

Jangan-jangan ...

"Kau menyukai Guy?"

"Bufffttttt"

Dia menyemburkan teh yang sedang di minumnya, dengan wajah memerah dan tangan yang gemetar hingga isi teh itu sedikit bertumpahan. Velzard menyangkal tuduhan ku.

"A-A-A-Apa yang kau maksud? A-Aku tidak mengerti."

Dia membuang muka, berusaha meminum teh kembali dengan tenang. Tapi cangkir yang di pegang nya gemetar hingga membuat beberapa air tumpah.

Di lihat dari manapun, itu semua menandakan bahwa kau memang menyukainya. Itu tertulis dengan kelakuan  mu yang tetap bertahan bersama nya, meskipun sudah lebih dari 10.000 tahun bersamanya tanpa rasa bosan.

Tapi aku yakin Guy bukan pria yang seperti itu. Mungkin ini adalah cinta bertepuk sebelah tangan.

Dekat tapi jauh ... Anjayy ...

Guy adalah pria yang serius dan dingin. Dia tidak akan Memikirkan hal tentang percintaan karena menurutnya itu hanya akan membuang buang waktu. Tertulis jelas dari sikapnya.

"Itu sudah terlihat sangat jelas bahwa kamu menyukainya. Bagaimana jika seseorang merebutnya, tanpa sepengetahuan mu?"

*Prang

Cangkir yang di pegang nya hancur berkeping-keping, tatapannya tidak menandakan keimutan lagi, tapi sangat menakutkan. Wajahnya sangat dingin dengan urat yang menonjol di area dahinya. Ruangan ini menjadi dingin dalam sekejap.

"Itu hanya misalkan! Hanya misalkan! Jangan pedulikan ucapan ku!"

Mencoba menenangkannya sekuat tenaga, akhirnya dia berhasil mendapatkan ketenangannya kembali. Aku tidak ingin Tempest menjadi benua Es juga tau!

Sepertinya aku berkata hal yang tabu di sini.

Lihat ...

...

...

Situasi ini benar-benar canggung!

"Bukankah lebih baik mengikuti kata hatimu ?" Ucapku kepadanya dengan senyum, berusaha keluar dari situasi canggung ini.

Dia sedikit tersentak karena perkataan ku, kepalanya tertunduk, dengan mengelus elus tangan yang berada di atas paha.

"A-Aku memang sudah berniat untuk melakukannya, tapi ... Bagaimana jika dia tidak menerimaku."

Ugh ...

'apa yang kau katakan! Berhenti bercanda, kamu tidak seperti biasanya.' mungkin kata-kata itu akan keluar dari mulut Guy. Itu hanya prediksi ku, karena aku juga baru beberapa kali bertemu dengannya. Aku tidak mengenal Guy lebih jauh.

Tensura : Rimuru Is a Girl |Rimuru Tempest|Where stories live. Discover now