Chapter 22. Hari yang berat.

1.6K 127 41
                                    

Mataku menatap bolak-balik antara guy dan Veldora. Para demon lord lain juga sudah berwajah tegang, aura yang mereka berdua keluarkan sangatlah besar ... Ramiris menggigit tangannya dengan khawatir di balik kepala Milim.

Suasana di ruangan itu sangatlah tegang ... Tatapan Veldora masih menatap tajam ke arah mata Guy...

Aku tidak tau apa yang si bodoh ini lakukan.

Tapi kumohon kalian jangan memperebutkan aku, wanita cantik masih banyak di dunia ini. Eh!!! Mana mungkin bodoh! Ini bukan waktunya untuk bercanda. Masalah ini bisa menjadi bencana nantinya!

Tangan kananku memegang tangan Veldora yang menahan tangan Guy. Begitu pula dengan tangan kiriku yang menahan tangan Guy yang di tahan oleh Veldora.

"Tunggu-tunggu ..." Aku berdiri dan menatap Veldora."Veldora kumohon lepaskan tangannya."

Dia sempat menatapku dalam diam, ada jeda sebelum melepaskan cengkraman nya terhadap tangan Guy. "Guy-san, aku akan memikirkan nama untuk raja iblis, jadi kumohon tenanglah." Aku menatap mereka bolak-balik dengan khawatir ... Demon Lord lain juga sangat tegang melihat kami.

Akhirnya Guy menarik tangannya dan berjalan secara perlahan menuju kursinya."Baiklah, aku tidak akan mempermasalahkan ini ... "

Syukurlah tidak ada sesuatu yang terjadi, dan untuk pak tua ini! Aku menatap Veldora dengan tajam!

Para demon lord lain juga menghela nafas, karena tidak ada pertengkaran lebih lanjut yang terjadi.

Aku akan memberinya pelajaran setelah kita pulang nanti. Tapi dia mengabaikan tatapanku dan hanya kembali duduk di kursi yang sudah di siapkan oleh para pelayan dan membaca manga!

Pak tua! Apa kau tau masalah apa yang telah kau timbulkan, jika Guy menganggap  ku musuh. Itu semua sudah berakhir! Dengan terpaksa, aku memikirkan sebuah nama untuk para raja iblis.

Karena malam ini adalah malam yang indah dengan banyak bintang. Nama 'Octagram' kemudian muncul di kepalaku. Para raja iblis tidak keberatan dengan nama itu, Malahan mereka senang. Karena nama 'Octagram' bisa di dengar sangat keren.

Setelah pertemuan berkahir. Aku, Veldora, Milim, dan Ramiris ... Keluar dari sebuah pintu dan sampai di sebuah hutan dekat Tempest.

*BRAK!!!

Tanpa basa-basi aku langsung melayangakan pukulan ke arah kepala Veldora.

"Apa yang kau lakukan Rimuru!" Dia berteriak marah menatapku.

"Apa kau tau apa yang sudah kau lakukan saat perjamuan tadi!" Tapi aku juga meneriaki nya dengan tatapan marah.

"Apa kau tau apa yang kau lakukan itu bisa menimbulkan konflik antara negara Tempest dan juga Guy!" Tambahku berteriak di depan wajahnya."Bagaimana jika dia marah dan berencana untuk menghancurkan Tempest.!"

Semua orang yang melihat pertengkaran kami hanya menatap kami dengan khawatir, Milim menatap bolak-balik antara aku dan Veldora, Ramiris masih mengigit bibirnya, Shion dan Ranga, tidak tau harus melakukan apa.

Semua orang terdiam di sana, tidak ada yang berani berbicara.

Ini bukan kemarahan ku seperti sebelum sebelumnya kepada Veldora. Aku benar-benar marah kepadanya sekarang ini.

Tensura : Rimuru Is a Girl |Rimuru Tempest|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang