Chapter 27. Kembali ke Tempest.

1K 107 4
                                    

Dalam ruangan yang hampa, atau kita bisa katakan bahwa itu adalah dimensi yang berbeda. Terdapat satu orang yang berbaring di atas ranjang secara menyamping, sedang memakan buah-buahan yang terlihat sangat enak.

"Hm ... Aku sudah menemukannya, Meskipun butuh beberapa waktu untuk sampai pada dimensinya. Tapi yang terpenting aku sudah mengetahui lokasi nya sekarang."

Memakan kembali buah, dia melanjutkan berbicara.

"Tapi ... Kuhuhu ... Aku menginginkan kekuatan yang berada pada tubuhnya. Jika aku mendapatkannya ... "

Dia menyeringai, hingga seringai itu lepas menjadi tawa yang menggema.

Tidak ada siapa-siapa di ruangan itu, hanya dirinya seorang.

"Aku dapat mengalahkan ke tiga bajingan itu dengan mudah."

Hingga buah dalam genggamannya hancur, wajahnya sudah tidak memiliki seringai kembali. Hanya kemarahan yang terpampang di sana.

"Dendam selama ratusan ribu tahun itu tidak akan pernah aku lupakan!"

Wajahnya kembali datar setelah memikirkan sesuatu, dia menatap buah seperti anggur di tangannya dan memainkannya dengan tidak tertarik.

"Dan juga ... Aku berpikir bahwa aku sudah memakan semua jiwanya, ternyata itu salah. Ada orang di balik layar yang menyisakan jiwanya dan melemparnya entah kemana."

Kembali memakan anggur, dia melanjutkan niatnya.

"Oleh karena itu, bukan hanya akan merebut kekuatan nya."

Wajahnya kembali menyeringai dengan tawa 'Kuhuhu'

"Tapi aku akan memakan kembali jiwanya yang tersisa."

Tawanya menggema di ruangan itu. Dia adalah Angra Mainyu. Salah satu dari empat dewa tingkat tinggi yang ada, entah sudah ratusan atau jutaan Tahun setelah tragedi pembunuhan dewa tingkat atas yaitu 'Amaterasu'. Dia kembali di segel oleh kedua dewa yang ada.

Angra Mainyu tidak mengerti kenapa Amaterasu bisa terbunuh begitu saja, setelah bertukar banyak pertarungan dengannya. Dia bisa yakinkan bahwa Amaterasu tidak bisa di bunuh begitu saja hanya karena pemberontakan para dewa rendahan itu.

Tapi senyum nya mengangkat menjadi seringai, dia mendapatkan kesimpulan. Bahwa pemberontakan yang di alami olehnya adalah karena ada beberapa campur tangan dari kedua dewa terakhir.

Meskipun dewa memiliki ke abadian, bukan berarti mereka tidak bisa mati. Banyak cara untuk bisa membunuh mereka, salah satunya adalah menghancurkan langsung jiwanya. Atau menyegel jiwa mereka dengan kekal, meskipun itu tidak bisa di anggap kematian, tapi itu bisa di anggap sebagai kematian.

Karena kurangnya segel yang di berikan kedua dewa itu kepada Angra Mainyu. Setelah ratusan ribu tahun, sebenarnya dia sudah bisa keluar dari segel ini.

Tapi karena tidak ada hal yang menarik perhatiannya, meskipun dia keluar dan bertarung kembali. Hanya kekalahan yang menunggunya. Meskipun dia percaya bahwa kedua dewa itu tidak akan bisa membunuhnya.

Angra Mainyu adalah dewa jahat yang paling kuat di antara ke tiga dewa tingkat atas yang ada. Tapi akan merepotkan jiwa dirinya bertarung bersamaan dengan kedua dewa itu.

Dan sekarang, dia akhirnya menemukan sesuatu.

Yaitu ...

Kekuatan yang berada dalam tubuh ...

***

"Rimuru, apa kau sudah selesai?"

"Ah! Aku sudah selesai. Jadi untuk sekarang, kita akan melakukan persiapan."

Tensura : Rimuru Is a Girl |Rimuru Tempest|Where stories live. Discover now