Part 2

153 10 2
                                    

" Hera!! kamu benar-benar anak yang tidak punya sopan santun ya?!! Main pergi begitu saja. Kamu ga pamit sama orang tua mu ? " sentak mamih Hera.

" Hera, ayo kita sarapan dulu. Sudah lama kita tidak sarapan bersama. " bujuk papahnya. Hera yang mendengar pun hanya menatap mereka dengan wajah datarnya.

" Tidak. Terimakasih. Saya sudah membuat bekal sendiri. " Hera pun melanjutkan langkahnya keluar rumah untuk pergi ke sekolah.

" Dasar anak kurang ajar!! Tidak tau sopan santun!! " teriak mamihnya.

" Sudah mih. Masih pagi. " papah Hera hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan anaknya.

Saat sudah keluar dari gerbang rumahnya Hera hanya bisa menghela nafas dan menguatkan dirinya.

Semoga hari ini berjalan dengan lancar dan menyenangkan, doanya.

Kompleks Hera ini termasuk kompleks yang sunyi dan sepi, baik itu pagi, siang, sore atau pun malam.

" Hahh... Kompleksnya sepi banget kaya hati aku. "

Hera memejamkan dan menarik nafasnya dalam, berusaha menikmati sejuknya suasana pagi ini. Berharap setiap udara yang melewati rongga hidungnya dapat membawa sesak yang bergumul di dalam dadanya.

Setengah jam berlalu akhirnya ia sampai di neraka kedua setelah rumahnya. Ya, Sekolahnya. SMA Penuh Cinta, sekolah dengan segudang prestasi dan image baik di depan publik. SMA idaman bagi setiap anak yang ingin masuk SMA. SMA yang memiliki topeng penuh cinta seperti namanya tapi sekali kamu masuk kedalam sekolah itu, kamu bakal merasakan, apa itu neraka dunia. Sekolah itu di isi oleh anak-anak dajjal, yang hanya bisa menindas kaum lemah seperti Hera. Seharusnya slogan sekolahnya ini bukan " Mencintai dan Mengasihi Satu Sama Lain " tapi " Lu Lemah, Lu Pecundang. "

Hera mulai menguatkan tekadnya sebelum memasuki gerbang neraka dunia ini. Hera menarik nafas panjang dan mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki gerbang. Terdengar suara bisik-bisik dari para siswa yang melihat Hera. Hera yang sudah terbiasa dengan hal itu selama dua tahun belakangan ini hanya mengabaikannya.

Saat sedang berjalan, ia sudah melihat segerombolan siswi yang paling di takuti di SMA Penuh Cinta ini, Genk Sweetheart. Nama genk dengan kelakuan anggotanya sangat bertolak belakang. Genk yang di ketuai oleh Floren Dayana Hasnata dan memiliki tiga anggota lainnya, Mentari, Iswari dan Jovanka. Hera pun mulai mempercepat langkahnya saat melewati Genk Sweetheart itu dan...

Brukk...

Hera terjatuh, ia merasakan denyut di dengkulnya. Sudah ia pastikan dengkulnya terluka.

" Hahahaha... Mampus!!! Cuihh " Floren meludah ke arah Hera dan tepat mengenai rambutnya. Hera yang diperlakukan seperti itu hanya bisa mengigit bibirnya seraya menahan emosi.

" Heh, anak pembawa sial!! Ngapain lu masih dateng ke sekolah ? Ga ada kapok-kapoknya ya lu. Harus pakai cara apalagi biar lu pembawa sial keluar dari sekolah ini ? Gue dan seluruh anak-anak di sekolah ini udah muak liat muka lu ada disini. " maki Floren di depan muka Hera.

" Heh, brengsek. Denger ga lu gue ngomong!! " Floren pun menjambak rambut belakang Hera. Sontak Hera pun mendengakkan kepalannya dan menatap datar wajah Floren.

" Berani juga lu natap gue kayak gitu. Lu... " Saat hendak ingin menampar wajah Hera, Iswari menghentikan tindakannya.

" Ren, udah Ren. Miss Jemima lagi otw kesini Ren. "

" Shit.. awas lu ya anak pembawa sial, urusan lu sama gue belom selesai. " Floren dan genk nya beranjak pergi.

" Ren, cuci tangan lu abis ini. Gue gamau ya ketularan sial karena lu abis megang rambut tuh anak. " ujar Jovanka.

Seutas BatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang