Part 9

50 4 0
                                    

" Sie asli segitu bahagianya ya kamu mimpiin Pak Ala sampai-sampai itu senyum ga pernah luntur. " ujar Yora dengan semangkuk bakso yang ia santap.

" Hehehe.. iyah Kak. Ini udah kedua kalinya aku mimpiin Pak Ala indah banget. Pak Ala dimimpi sama di kehidupan nyata itu jauh banget Kak bedanya. "

" Yaiyalah Sie jelas beda. Nih ya menurut artikel yang aku baca, mimpi itu berasal dari imajinasi dan emosi kamu. Jadi, saat kamu tidur otak tetap bekerja, tapi ngga semua bagiannya aktif. Nah, salah satu bagian otak yang ditidurkan itu adalah bagian yang bertugas membantu kamu mengambil keputusan. Karena sedang istirahat, imajinasimu menjadi liar dan terjadilah mimpi. " jelas Yura.

" Tapi Sie, keseringan mimpi kayak gitu itu gabaik tau Sie. " peringat Yora.

" Ga baik gimana Kak ? Kan mimpi indah bukan mimpi horor. "

" Iya, gabaiknya itu adalah, kamu pernah ga sih dengar kalo jin itu dapat menyerupai seseorang dalam mimpi ? " Sienna pun mengangguk. " Nah, aku takutnya itu mereka yang menyaru jadi seseorang yang kamu kenal. "

" Ehmm tapi, aku lebih percaya ucapan Kak Yura sih Kak. Aku masih kurang percaya dengan hal ghoib. Lagi pula, aku kan tidur baca doa. "

" Walaupun udah baca doa nih, biasanya jin itu punya energi yang lebih besar dibandingkan arwah atau pun setan. Nah, mereka bisa tuh gangguin kamu di dalam mimpi. Karna sepengetahuan aku arwah atau setan atau jin yang mengganggu dalam mimpi itu hanya butuh energi yang sedikit. Makanya mereka lebih sering ganggu kamu di alam mimpi. " jelas Yora. Sienna masih sedikit tidak mempercayai itu.

" Makanya Sie, mau itu jin kek setan kek atau bahkan imajinasi kamu sendiri, intinya apapun itu, kamu jangan sering-sering mikirin Pak Ala deh. Pak Ala aja ga mikirin kamu. " timpal Yura.

Astaga mulut seniornya ini kenapa ngejleb banget ya, batin Sienna.

" Iya Kak iya. Tapikan aku gabisa ngendaliin mimpi Kak. Itu mimpikan datengnya tiba-tiba, mana aku tau kalo aku bakal mimpiin apa setiap kali aku tidur kan. "

" Nanti kalo kamu masih mimpiin orang yang sama lagi. Kasih tau aku ya. "

" Iya Kak. "

Sienna benar-benar tipe orang yang skeptis. Ia bukan tidak mempercayai secara menyeluruh hanya saja, ia masih bimbang harus percaya hal seperti itu atau tidak. Karena selama ia hidup, ia bahkan tidak pernah mengalami hal-hal di luar akal manusia seperti itu.

Setiap kali ia di hadapkan oleh hal-hal di luar nalar, ia akan berusaha serasional mungkin memikirkannya. Seperti ketika ia mendengar bunyi-bunyi pada malam hari. Mungkin saja itu suara tikus atau binatang lainnya atau ketika benda bergerak sendiri, mungkin saja itu angin.

Dibandingkan harus berpikir itu ulah si ghoib lebih baik berpikir secara saintis. Terlalu kekanakkan jika harus semua di sangkut pautkan ke hal-hal ghoib. Tapi karna Sienna menghargai kepercayaan teman kantornya itu, ia lebih baik mengiyakan saja daripada terjadi pertengkaran hanya karena perbedaan pendapat.

" Kak aku ke toilet dulu yah, kalian langsung balik ke ruangan aja. "

" Oke Sie. "

Karna terlalu banyak makan tadi di kantin, Sienna mendadak sakit perut, perutnya berdemo meminta untuk di keluarkan isinya. Memang sudah beberapa hari ini Sienna belum buang air besar, padahal biasanya setiap pagi ia berlangganan menabung di wc.

" Aduh lampunya redup banget kayak lagi di diskotik. " gumamnya sambil melihat lampu kamar mandi. Namun ia hiraukan karna perutnya sudah benar-benar sakit.

Karna ini adalah kloset duduk, ia memilih untuk bermain ponsel agar mengusir rasa bosan saat sedang buang air besar. Sambil menyetel musik pelan, ia bersenandung mengikuti lagunya.

Seutas BatasWhere stories live. Discover now