Part 7

80 10 4
                                    

" Hmmmhh.. Ahhh.. Shhh.. Ahhhh.. " terlihat seorang gadis yang masih memakai segaram SMA sedang menghirup sebuah bubuk putih halus di depan meja riasnya.

" Anjing. Enak banget sialan. Huuuu... " terus saja gadis SMA itu menghirup bubuk putih halus yang ia taruh di hidungnya.

Drrt... Drrt...

Sambil tetap menghirup bubuk putih halus itu, ia mencari benda yang bergetar tersebut.

" Halo. " ia mulai merasa terbang.

" Sialan Iswari!! Lu pakai lagi ? "

" Yoi brow."

" Sinting lu ya. Jenis apa lagi yang lu pakai kali ini ? "

" Coke. "

" Dapat darimana lu ? "

" Alumni. Tadi gue ketemu bang Aloy, dia nawarin bubuk ini. Asli enak banget Tar, badan gue ngerasa enteng banget. "

ZRRTZZ... ZRRTZZ.. /suara lampu kedap kedip/

Ia masih tidak menghiraukan lampu kamarnya yang kedap-kedip, mati-nyala, mati-nyala.

" Stress lu ya. Berhenti Ri. Lu mau mati di usia muda hah ?! " bentak Mentari.

" Bacot banget lu Tar. Ini lagi enak nih, Shh... Ahh... "

Brakk...

Di ambang batas sadarnya ia terkejut kala mendengar suara benda jatuh dibelakangnya. Ia pun menengok dan melihat bingkai foto yang ia gantung jatuh. Sambil menaruh handphonenya yang masih terhubung dengan Mentai di kasur, ia datang menghampiri bingkai foto yang terjatuh itu.

" Sialan.. " ia melempar bingkai foto tersebut ketembok.

" Bikin kaget aja. Ini lagi lampu kenapa mati-nyala, mati-nyala mulu sih. " karena efek Coke yang ia pakai mulai mempengaruhi semua indra tubuhnya, emosi ia pun langsung tersulut.

Shttt...

Ia langsung menengok kearah jendela kamarnya saat ujung matanya tak sengaja melihat sekelebat bayangan yang lewat.

" Siapa lu ?! " teriaknya.

Brakk...

Kali ini suaranya terdengar dari arah kamar mandi. Ia kembali terkejut, dengan langkahnya yang mulai sempoyongan ia mulai menghampiri kamar mandinya. Dan...

Kosong. Itu yang ia lihat saat ia membuka kamar mandinya.

Hahhh...

Ia merasa ada sesuatu yang bernafas di tengkuknya. " Siapa sih anjing!! Keluar lu!! Gue ga takut ya sialan!! "

Tok... Tok...

Kepalanya mulai berat. Pandangannya mulai kabur dan berbayang, karena efek Coke yang ia hirup tadi. Masih dengan langkah sempoyongan ia mulai mendekati arah ketukan tadi, yaitu pintu kamarnya. Ada yang mengetuknya dari luar.

Drittt... /Suara pintu dibuka/

Lagi-lagi kosong. Rumahnya sangat gelap, karena memang ini sudah pagi buta, orang-orang sudah terlelap. Ia nengok ke kanan, ke kiri, tapi tetap tidak ada satu orang pun. Lalu ia mendengar suara cukup bising dari arah dapur. Tapi ia hiraukan, ia sudah tidak sanggup menahan sakit dikepalanya. Ia ingin segera berbaring di kasurnya.

Saat hendak menutup pintu, ia merasa ada sesuatu yang menahan pintunya. Perlahan ia menengok kebelakang dan matanya pun melotot kala melihat ada sebuah tangan hitam dengan kuku panjang nan runcing menahan pintu kamarnya.

Seutas BatasWhere stories live. Discover now