Part 6

50 6 2
                                    

" Jadi gimana Kak kelanjutan cerita Kakak tadi ? " tanya Sienna kepada Yora.

Saat ini Sienna, Yora dan Yura sedang berada di kantin karna sudah memasuki jam istirahat. Niatnya Sienna ingin mengajak Ala untuk istirahat bersamanya tapi Hera lebih dulu mengajak Ala untuk pergi makan siang di luar.

Sienna ingin melarang Ala untuk makan bersama Hera, karna laki-laki itu sudah sangat sering makan siang bersama atasannya itu. Tapi ia urungkan karna ia sadar ia tidak punya kuasa untuk melarang Ala pergi bersama Hera. Sienna bukan siapa-siapanya Ala, ah.. lebih tepatnya belum. Ia belum siapa-siapanya Ala untuk saat ini. Iya, untuk saat ini, kita ga tau kedepannya akan seperti apa. Siapa tau Ala bisa menjadi milik Sienna.

" Hmm.. sebenarnya agak berat untuk menceritakan ini. " jawab Yora.

" Kenapa Kak ? "

" Setiap kali bercerita, aku merasa seperti di awasi. "

" Oihh.. apakah seseram itu Kak ? " Sienna mengelus kedua lengannya lalu melihat kesekelilingnya, ia takut ada makhluk tak kasat mata di sekitarnya.

" Iya. " Yora mengangguk.

" Tapi.. aku penasaran Kak. Mungkin Kakak bisa menceritakan intinya saja. Sedikit juga boleh. " Yora tampak berpikir.

" Aku harus bercerita darimana ? "

" Hmm.. mungkin dari awal mula Kak Yora dapat melihat Mereka ? "

" Aku juga gatau kenapa aku bisa melihat Mereka yang tak kasat mata. Awalnya aku seperti kalian tidak dapat melihat Mereka. Tapi memang aku cukup sensitif dalam artian aku dapat merasakan kehadiran mereka. Singkat cerita dari awalnya hanya dapat merasakan semakin lama aku semakin dapat melihat Mereka dengan jelas. " Yora mengusap lengannya. Ia mulai merasakan kehadiran sosok di belakangnya.

" Lalu Kak ? "

" Pertama kali aku melihat Mereka ketika ibu ku sakit. Aku melihatnya di tempat ibuku dirawat yaitu Rumah Sakit Cendana. Aku bahkan dapat berkomunikasi dengan Mereka. "

" Serius Kak ? " Sienna makin mendekatkan diri ke arah Yora. Ia semakin tertarik dengan cerita Yora.

" Iya. Sandi. "

" Ha ? Siapa Sandi Kak ? "

" Itu sosok pertama yang aku lihat dan dapat berkomunikasi denganku ? "

" Wahh.. hebat !! Lalu Kak ? "

" Aku.. " Yora tidak dapat melanjutkan ceritanya. Ia merasakan ada sebuah tangan yang memegang tengkuknya.

" Kak ? " panggil Sienna.

Sedangkan Yora hanya dapat diam mematung karna ia melihat dari ekor matanya bahwa ada sebuah kepala di samping wajahnya. Nafas Yora memburu. Lidah Yora kelu saat makhluk itu mulai menjulurkan lidahnya seperti ingin menjilati wajahnya.

" Yor ? Lu gapapa ? " Yura memegang tangan Yora.

Yora hanya dapat menggerakan bola matanya. Wajahnya mulai pias dan keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Lidah makhluk itu hampir mengenai ujung mata Yora. Yora hanya bisa memejamkan mata. Ia takut, sangat takut. Ia ingin berteriak kepada teman-temannya untuk membawanya pergi tapi mulutnya tidak dapat dibuka. Seperti ada yang mengunci. Untungnya Yura yang mengerti pun mulai bertindak.

" Oke. Kita sudahi cerita ini. Yora, Sienna ayo kita pergi dari sini. " Yura menarik tangan Yora dan Sienna pergi dari tempat duduk mereka.

Saat ini mereka sudah ada di meja kerja Yora. Yura yang melihat temannya itu masih pias dan tegang memilih memegang tangan Yora.

Seutas BatasWhere stories live. Discover now