Part 15

72 4 0
                                    

" Apa yang terjadi dengan Sienna bu ? " Hera hanya diam dengan sorot mata tajam.

" Kita lihat beberapa jam lagi, jika anak itu tetap tidak bangun biar saya yang menjemputnya. " ujar Hera dengan tegas.

" Maksud ibu ini ada hubungannya dengan penunggu lantai 4 bu ? "

" Tidak. Penunggu lantai 4 hanya ada di gudang, mereka tidak bisa keluar tanpa izin sesepuh di sana. "

" Lalu bu ? "

" Sienna.. anak itu sedang di incar. "

" Sudah ku duga. Dari awal memang ada yang tidak beres dengan anak itu. "

Beberapa jam kemudian~

" Bagaimana La keadaan Sienna ? Apa dia sudah ada tanda-tanda kesadaran ? " tanya Hera kepada dokter Lula.

" Belum ada bu. " jawab dokter Lula.

Hera menarik nafas berat dan kembali memegang tangan Sienna yang sudah mulai dingin. Padahal suasana di UKK tidak sedingin itu.

Di dalam mata terpejamnya Hera melihat bahwa jiwa Sienna perlahan mulai menjauh dan sebelum terlalu jauh ia harus segera menjemput anak itu untuk pulang.

" Yura tolong tutup pintu dan jendela di ruangan ini. Dan yang lainnya bantu kelilingi Sienna lalu jangan lupa tetap berdoa dengan kepercayaan masing-masing dan terus memanggil namanya. " Hera duduk di tepi ranjang yang Sienna tiduri lalu kembali memejamkan mata dengan mulut berkomat-kamit.

SIENNA POV

" Erghhh.. "

Aku membuka mataku perlahan, sorot lampu yang tepat di atas wajahku benar-benar menyilaukan pandanganku.

" Pengantinku.. akhirnya kamu bangun juga. " aku menoleh saat mendengar suara laki-laki yang sangat aku kenali.

" Pak Ala ? " aku mengeritkan keningku heran lalu melihat kesekelilingku ternyata aku berada disebuah ruangan seperti kamar pengantin ?

" Ya pengantinku. "

" Kita ada dimana pak ? " tanyaku heran.

" Ada di kamar pengantin kita. Kamu lupa bahwa kita telah menikah beberapa jam yang lalu ? " aku melihat ke arah baju ku ternyata aku masih memakai baju pengantin yang sama dengan mimpi ku beberapa waktu yang lalu.

" Ini mimpi pak ? gak mungkin kan kita menikah beneran. Terakhir sepertinya saya terjatuh dari tangga setelah dari gudang lantai 4 lalu kenapa sekarang malah ada disini ? dengan baju pengantin pula. "

" Tidak ada yang tidak mungkin sayang. Jikalau ini sebuah mimpi cukup nikmati saja mimpi ini. Apa kau setuju ? " pak Ala membelai lembut kepalaku.

Aku terdiam melihat wajah tampan manager ku itu. Pak Ala selalu tampan saat mengenakan outfit apapun, terlebih dengan tuxedo ini, membuat ketampanannya bertambah berkali-kali lipat.

Aku yang berpikir ini hanya mimpi pun menyetujui omongan managerku itu. " Baik. Jika ini hanya sebuah mimpi, saya akan menikmati mimpi indah ini. Setidaknya saya dapat memiliki bapak walaupun hanya di dalam mimpi. "

" Good job Sienna. Pilihan yang tepat. " aku melihat wajah pak Ala yang perlahan mulai mendekat kepadaku lalu ia menciumku dengan lembut.

Bisa di bilang pak Ala ini good kisser karna ciuman ini sangat memabukan. Aku yang tak sadar ternyata pak Ala sudah berada di atas tubuhku dengan pakaian ku yang sudah tersingkap.

Pak Ala membelai lembut kaki ku yang perlahan mulai menaikkan usapannya ke paha dalam ku. Aku melepaskan pungutan bibirku dari bibirnya dan menahan agar tangan itu tidak masuk lebih dalam.

Seutas BatasWhere stories live. Discover now