Husband : Positive

11.6K 406 41
                                    

Tubuh Haesel bergetar hebat, kehilangan kemampuan untuk berdiri dan tersungkur di kamar sembari memegang testpack di tangan kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Haesel bergetar hebat, kehilangan kemampuan untuk berdiri dan tersungkur di kamar sembari memegang testpack di tangan kanannya. Dua garis strip berwarna merah yang berarti dirinya tengah mengandung hasil hubungannya bersama Marvin.

Ini bukan hasil yang diinginkan mereka berdua terutama Marvin pastinya. Berapa kali Haesel sempat membahas ini jika dirinya dinyatakan hamil tetapi Marvin selalu menjawab ga siap menjadi ayah di usianya yang masih muda yaitu 29 tahun.

Haesel tau Marvin pasti ga mau bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Haesel ga tau apa yang harus dilakukannya, bagaimana bisa dia menerima beban yang begitu berat ini seorang diri. Dia lemah dan ga tau apa yang harus dilakukan sebagai calon ibu, dia ingin Marvin berada disisinya membantu melewati masa sulit ini dan mencari jalan keluar.

Haesel mencoba menghubungi Marvin namun ga ada jawaban karena dia tengah bermain bersama teman temannya. Haesel mengirim pesan meminta bertemu karena ada hal serius yang harus dibicarakan.

Haesel sadar dia hanya mempunyai dua pilihan yaitu mempertahankan dan menyingkirkan benih cintanya bersama Marvin. Kedua pilihan yang sama sama sulit dan meninggalkan resiko luar biasa. Diantara dia harus mempertahankan anak ini seorang diri tanpa sosok suami yang seharusnya menemani atau menyingkirkan anak ini dan membunuh diri sendiri dengan rasa bersalah yang akan menghantui seumur hidup. Keputusan berada ditangannya sekalipun Marvin ga mau bertanggung jawab namun tetap saja kehadiran Marvin akan lebih membantunya dalam membuat keputusan.

Malam hari berlalu begitu cepat, Haesel ga menerima pesan ataupun balasan dari Marvin. Dimana dia saat penting seperti ini? Keesokan paginya, Haesel memutuskan untuk datang ke apartment Marvin.

Saat Haesel hendak memasukan kode apartment tiba tiba pintu apartment Marvin terbuka dari dalam. Seorang pria bertubuh dengan penampilan rapi mengenakan setelan jas kantoran keluar, beberapa saat dia dan Haesel bertatapan. Mereka memang ga pernah bertemu sebelumnya tetapi Haesel langsung mengenal sosok pria itu, dia Jensen adik tiri Marvin.

Haesel membungkuk memberi salam lalu masuk ke dalam apartment Marvin. Jensen yang tadinya hendak pergi kembali masuk tau sesuatu yang menarik pasti terjadi.

Haesel terbelalak terkejut mendapati Marvin bersama seorang gadis dalam keadaan bertelanjang. Pakaian dan dalaman yang berserakan di lantai semakin meyakinkan Haesel sesuatu memang terjadi di antara mereka tadi malam. Air mata ga terbendung lagi, amarah dan kekecewaan menjadi satu. Haesel ga ingin diam seperti orang bodoh seganya dia harus bicara dengan Marvin terlebih dahulu.

" Haesel ini........ " Marvin ikut terkejut dengan kehadirannya yang tiba tiba. Wajahnya sangat pucat persis sebagaimana seorang tertangkap selingkuh. Sementara perempuan di belangnya mulai mengambil baju miliknya dan pergi ke kamar mandi.

" Apa aku ga cukup buat kakak?!! " tanya Haesel berteriak kencang, ga ada gunanya lagi berbicara baik baik padanya.

" Ga.. kemarin aku mabuk dan..... "

HUSBAND WITH BENEFITS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang