Husband : Never

1.2K 137 17
                                    

Jensen menjalani hari hari tanpa Haesel meskipun mereka berada di rumah yang sama, jarak di antara mereka terasa sangat jauh.

Setiap pagi tidak ada Haesel yang mengantarkannya kerja, Jensen merindukan semuanya tentang Haesel. Merindukan senyumnya, tawanya dan bahkan dramanya.

Selesai bersiap siap Jensen keluar dari kamar, berhenti di depan kamar Haesel dan bertanya tanya apa yang sedang Haesel lakukan di dalam.


Bukan hanya di rumah, Jensen terus memikirkan Haesel saat di kantor juga. Mungkin dia bisa terlihat santai dan acuh saat hubungan mereka tidak baik baik saja, dalam hatinya Jensen ingin memperbaiki hubungan mereka. Dia memang kecewa tetapi akan selalu memaafkan dan memberi kesempatan pada Haesel.


Jensen sudah bertekad untuk memperbaiki hubungan mereka hari ini, meskipun Haesel mungkin masih marah kepadanya. Jensen akan mengalah dan meminta maaf, menurunkan egonya demi hubungan mereka.

Nana datang ke dalam ruangannya mengantarkan berkas, selain Haesel memang hanya ada Nana sosok perempuan yang berada di dekatnya.

" Na " panggil Jensen.

" Iya pak? "

" Bagaimana cara meminta maaf pada perempuan? "

Nana terkekeh mendengar pertanyaan Jensen, terjawab sudah kenapa belakangan ini Jensen sering terlihat diam memikirkan sesuatu. Ternyata atasannya sedang bertengkar dengan sang istri.

" Intinya perempuan itu simple, asal bapak meminta maaf dan mengakui kesalahan. Jangan membela diri dan banyak bicara, jangan lupa bersikap manis juga pak misalnya bawain bunga atau makanan "

Jensen semakin bingung tujuan utamanya memang ingin meminta maaf,  selain itu dia ingin membahas masalah mereka dan mencari solusi. Membicarakan masalah mereka sampai menemukan titik terang.

" Kalau misal saya bahas ulang masalah di antara kami. Apa boleh? "

" Boleh pak tapi baik baik ya pak, perempuan itu ga suka di kerasin. Hati kita itu lembut banget pak "

" Baik, terimakasih sarannya Nana "

Jensen pergi ke toko bunga sebelum pulang ke rumah, ga lupa membelikan ice cream dan cake untuk Haesel melengkapi permintaan maafnya.

Setiba di rumah, Jensen nampak semangat karena mau meminta maaf dan berbaikan dengan Haesel. Sudah terbayang malam ini mereka akan tidur bersama lagi dan bersikap seperti dulu. Jensen sangat ga sabar, dia berlari kecil masuk ke dalam rumah dan melihat Haesel lagi duduk di ruang tengah.

" Haesel " panggil Jensen menunjukan senyumannya, senyum yang hilang di antara mereka beberapa hari terakhir ini.

" Saya mau - "

Haesel ga tersenyum, sama seperti Jensen. Dia punya tujuan sendiri menunggu kepulangan Jensen.

" Aku mau ngomong Jen "

Jensen kecewa, ekspresi Haesel membuat suasana di antara mereka terlihat serius dan itu bukanlah hal yang baik.

" Bicara saja Haesel, saya mendengarkan "

Haesel merasa bimbang harus membicarakan ini, setidaknya dia ingin Jensen tau.

" Aku punya teman seorang dokter kandungan, kemarin aku ngobrol sama dia dan kata dia Iona masih bisa diselamatkan kalau aja kita ga gegabah dan pergi ke dokter lain "

Jensen terkejut, kalau memang bisa diselamatkan dengan cara apapun. Jensen akan melakukan segala cara untuk mempertahankan Iona. Haesel pasti semakin menyalahkan dirinya sendiri, Jensen ga mau keadaan Haesel kembali terpuruk.

HUSBAND WITH BENEFITS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang