Husband : Yours

2K 211 35
                                    

" Saya minta maaf Haesel "

Haesel sudah merasa lebih tenang dan baik setelah sekian lama menangis. Jensen berada disampingnya untuk merangkul dan sesekali mengusap punggungnya  menenangkan.

Jensen sungguh merasa sangat bersalah setelah mengetaui semua ini dari Marvin, Haesel selama ini sangat menderita disini dan bodohnya ia ga menyadari apapaun padahal Haesel sudah beberapa kali memberikan petunjuk.


Kenapa Jensen ga tau apapun? Ga pernah tau apa saja yang Haesel hadapi di rumah setiap harinya, Jensen terlalu santai karena Haesel ga pernah bercerita atau mengeluh. Dia pikir semuanya baik baik saja, kenyataannya Haesel memendam dan menanggung seorang diri.



Jensen serius akan membawa Haesel keluar dari rumah ini, meskipun Emma meminta maaf. Semuanya ga akan sama lagi, hubungan mereka ga akan pernah baik lagi setelah semua ini.

Haesel ga akan nyaman berada disini lagi kecuali Jensen ada bersamanya setiap saat tetapi mengingat dia masih harus bekerja, memang ga pilihan selain pergi dari rumah.

Ini memang jauh lebih cepat dari rencana tetapi kalau ini demi kebaikan Haesel dan anaknya harus segera dilakukan. Jensen akan segera melakukan pembayaran rumah dan mengurus segala keperluan. Memang membutuhkan waktu yang ga sebentar mungkin untuk sementara membawa Haesel tinggal dan berada di dekat keluarganya adalah penyembuhan terbaik untuk luka Haesel sekarang.

" Gimana kalau kita tinggal di rumah orang tua kamu buat sementara ? Apa kamu mau? " tanya Jensen

Haesel mengangguk setuju, dia bisa membuat alasan apapun agar mereka bisa tinggal disana sementara karena Haesel ga mau lagi berada di dekat orang yang mau menyingkirkan anaknya.

" Besok pagi kita pergi ke rumah orang tua kamu, saya akan segera mengurus rumah baru kita " lanjut Jensen

" Kalau kamu sudah lebih baik, kita bisa bereskan barang barang kita "

Haesel berdiri mulai mencari koper dan mempersiapkan barangnya dan juga Jensen. Selesai membereskan sekitar ada tiga koper besar yang akan mereka bawa untuk mengungsi sementara.

" Apa aku bisa membereskan semua barang aku sekarang? Aku ga mau kembali kesini lagi " ujar Haesel. Perkataan yang sangat membuat Jensen mersa sangat buruk sekaligus bersalah. Haesel pasti sangat terluka sampai bisa mengatakan hal ini.

" Kalau kamu ga mau kembali, saya yang akan membereskan barang barang kamu nanti. Kamu ga perlu kembali kalau kamu ga mau " jawab Jensen memberikan saran.

Jensen ke meja kerja membuka komputer untuk menunjukan kepada Haesel, rumah yang akan menjadi tempat baru mereka nanti. Rumah dua lantai dengan halaman besar dan juga kolam berenang, memang ga sebesar rumah ini tetapi cukup untuk mereka berempat nanti.

" Apa menurut kamu cukup? " tanya Jensen memastikan

" Tentu saja, cukup untuk keluarga kecil kita. Kamu, aku, anak kita dan juga Odin "

" Maksudku anak aku " Haesel cepat cepat meralat ucapannya

" Kamu benar, anak kita berdua Haesel. Anak saya juga "

" Kita bisa membawa Odin ke rumah kamu kan? " tanya Jensen lupa memastikan Odin bisa ikut dengan mereka.

" Bisa, keluarga aku suka banget sama anjing"

" Baiklah, jadi kamu sudah setuju dengan rumah ini kan, saya akan segera memprosesnya "

Haesel ga percaya Jensen membeli rumah seperti membeli barang murah saja. Memang menjadi orang kaya beda sekali, sementara Haesel merasa seperti mimpi untuk bisa membeli rumah sendiri.

HUSBAND WITH BENEFITS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang