Husband : Trouble

2.5K 224 20
                                    

 
Pembicaraan selesai saat Jensen muncul dan menghampiri Haesel. Lelaki itu terlihat sekali baru bangun tidur dan masih setengah sadar.
 

" Kenapa kamu menghilang tiba tiba? " tanya Jensen pada Haesel.
 


" Aku lapar " jawab Haesel sambil terkekeh.
 

Haesel dan Jensen berangkat kerja bersama karena  Jensen mau tahu dimana tempat kerja Haesel, ga ada penolakan karena Jensen sangat membantu dengan mau mengantarnya ke kantor.
 

" Apa aku boleh nanya sesuatu? " tanya Haesel memulai pembicaraan di antara mereka.
 

" Silahkan "
 

" Apa yang terjadi di keluarga kamu? "
 

Jensen nampak berpikir panjang sebelum mengatakan sesuatu, terlihat jelas kalau dia belum siap untuk menceritakan masalah sebenarnya. Haesel merasa seharusnya ga bertanya tetapi rasa penasaran dan merasa seperti satu satunya orang yang ga mengerti dengan keadaan di rumah.
 

" Kamu ga perlu jawab kalau kamu ga mau. Maaf, aku lancang tadi " lanjut Haesel
 

" Kita bisa bahas lain kali, saya ga mau merusak mood di pagi hari " jawaban singkat Jensen membuat rasa ingin tahu Haesel semakin besar.
 

" Jam berapa kamu akan pulang? " tanya Jensen ketika tiba di depan kantor Haesel.
 

" Sekitar jam lima sore nanti "
 

" Saya akan jemput kamu jadi tunggu saja "
 

" Terimakasih Pak Jensen " Haesel segera turun dari mobil Jensen dan masuk ke dalam gedung kantor.
 

Selama bekerja Haesel merasa mual dan lemas sekali, gejala kehamilan yang biasa dirasakan di malam atau pagi hari itu kini sangat menyiksanya. Beberapa kali bolak balik ke kamar mandi dengan alasan ga enak perut. Haesel ga yakin sanggup melanjutkan pekerjaan bila keadaanya seperti ini, rasanya ingin sekali berbaring dan beristirahat sebentar saja. Namun Haesel sadar sekarang bahkan belum jam 12 siang, dia harus berusaha bertahan lebih lama lagi.
 

Haesel berada di cafetaria menikmati makan siang bersama Lea  dan Karina.  Jika yang lain bisa menikmati makan siang dengan lahap, Haesel justru ga makan sama sekali.
 

" Heh pengantin baru. Kenapa kamu ga makan? " tanya Lea.
 

" Aku ga nafsu makan “ jawab Haesel singkat
 

" Jadi gimana kehidupan pernikahan kamu? " tanya Karina penasaran.
 
 
 
Mereka memang ga pernah mengenal Marvin karena Haesel ga pernah memperkenalkan mantan kekasihnya itu kepada teman temannya. Haesel juga bukan tipe orang yang mudah terbuka dan bercerita kepada siapa saja tentang kehidupan pribadinya apalagi kepada orang orang yang ga terlalu dekat sama dia.
 

" Ya..begitu aja. Jauh berbeda sama kehidupan aku selama ini "
 

" Aku iri sama kamu, aku lihat suami kamu kemarin dan dia cakep banget " timpal Lea
 

Haesel tertawa kecil mendengar pujian untuk Jensen. Ya memang dari segi manapun suaminya itu memang terlihat sangat tampan.
 

" Suami kamu punya pekerjaan yang baik dan gaji yang cukup besar untuk kalian berdua. Kenapa kamu masih bekerja? "
 

" Aku masih mau bekerja sampai nanti aku hamil "
 

Haesel memaksakan diri untuk bekerja sampai akhir meskipun beberapa kali dia merasa ingin pingsan karena kelelahan. Ini baru hari pertama kembali kerja sejak pernikahan tetapi dia merasa ga mau kembali besok dan besoknya lagi.
 
 
 
Satu pesan masuk dari Jensen mengatakan kalau dia sudah berada di depan kantor Haesel. Kebetulan sekali dia lagi berjalan bersama teman temannya untuk pulang.
 

HUSBAND WITH BENEFITS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang