part 20

15.2K 1.1K 9
                                    

Disisi lain Indah melihat Jia yang sedang membawa bakso. Sepertinya Jia sehabis memesan makanan. Melihat itu Indah pun tersenyum licik.

********************

"Jino, aku mau ke toilet dulu yah?" Ucap Indah lembut kepada Jino.

"Mau aku anterin hm?" Tawar Jino yang sedang memakan bakso, namun terhenti dan meletakkan sendoknya kembali.

"Bucin boleh, bego jangan" sindir Arta.

"Loh, lo ngapain nganterin Indah? bilang aja lo mau ngintip. Yakan?" Dito menatap Jino curiga.

"Wah gak nyangka! lo diem-diem meresahkan Jin!" Heboh Dito.

Jino pun langsung menatap Dito tajam sehingga Dito kicep.

"Njir, Arta juga ngomong tadi! kenapa cuma gua yang di pelototin?!" Ucap Dito tak terima tapi sedikit takut.

Jino tidak mengindahkan omongan Dito, dia kembali menatap Indah.

"Gimana?"

"Gak usah. Aku ketoilet dulu yah? udah kebelet banget!" Indah segera berdiri dan berlari menuju ke arah Jia.

Jino hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Indah. Ada-ada saja pikirnya.

Jino melanjutkan memakan baksonya, sedangkan yang lain makan dengan tenang, karena sudah biasa melihat kebucinan sejenis ini.

'CRANGGG!'

'AKHHHH!'

Tiba-tiba terdengar suara pecahan mangkuk dan jeritan seseorang yang begitu nyaring.

Jino dkk pun mengalihkan pandangannya menuju asal suara tersebut dan melihat Indah yang sepertinya sedang meringis kesakitan? dan Jia yang terlihat kebingungan.

Jino langsung berburuk sangka bahwa Jia pasti berbuat ulah lagi kepada Indah. Melihat itu Jino dengan cepat melangkahkan kakinya menuju tempat kejadian.

**********
Meja Bia

Bia merasa senang karena melihat Jia dan Arin yang sedang berjalan sambil membawa pesanan mereka.

Karena jujur saja perut Bia sudah keroncongan sejak tadi.

Namun, Bia merasa bingung ketika melihat Indah yang berlari sangat cepat menuju ke arah Jia? ada apa ini? Bia merasakan firasat yang tidak enak seperti seseatu yang buruk akan terjadi.

Bia terus memperhatikan gerak gerik Indah hingga menubruk Jia yang sedang berjalan membawa bakso. Tetapi mengapa sebelum kejadian itu terjadi Indah harus tersenyum miring terlebih dahulu seperti disengaja atau sudah di rencanakan?.

Setelah itu terdengar suara pecahan mangkuk dan jeritan yang berasal dari Indah karena terkena kuah bakso yang sangat panas, karena baru di pesen masa dingin?.

Bia panik ketika melihat Jino dkk tiba-tiba menghampiri TKP dan mukanya terlihat seperti emak-emak yang ingin melabrak pelakor(intinya muka orang marah lah).

"Wih! napa tuh Mel?!" Bia bertanya kepada Melan tetapi matanya masih menuju ke arah Jia.

"Gak tau. Coba yuk kita samperin, kayaknya ada sedikit problem deh" Melan pun bingung dengan kejadian barusan.

Karena kepo, akhirnya Bia berdiri dan melangkah menuju TKP, yang diikuti Melan tentunya.

Sesampainya di sana, Bia melihat Indah yang sedang menangis. Jino yang melihat itu pun marah lalu mendekati Jia dan mencengkram tangan Jia kuat.

"Lo apain Indah hah?!!" Bentak Jino.

"Astaga! tangan Indah ampe melepuh gitu loh Jin!" Ucap Dito. Jino pun bertambah marah dan menekan kuat cengkramannya.

Jia meringis kesakitan karena Jino mencengkram tangannya terlalu kuat.

"Jino lo apa-apaan sih! Jia kesakitan bego!!" Melan ingin melepaskan tangan Jia dari cengkraman Jino namun langsung di tepis oleh Jino.

"Lo gak usah ikut campur njing! ini gak ada apa-apanya di banding dengan Indah!"

"Lo liat tangan Indah??" Jino menunjuk tangan Indah yang melepuh.

"Semua ini gara-gara ulah temen lo tau gak!!" Jino terlanjur emosi sehingga meluapkan amarahnya kepada semua orang.

"Gila! lo keterlaluan banget Ji!" Arta tak habis pikir dengan kelakuan Jia.

Arion dan Andra hanya diam dan menonton, karena tak ingin ikut campur dengan berdebatan ini.

"Udah-udah! kita bicarain ini nanti aja. Lo gak liat luka Indah parah gitu?!" Bia mencoba untuk melerai mereka.

Jino hampir lupa dengan itu. Dengan cepat Jino memandang Jia tajam lalu melepaskan cengkramannya.

"Kamu gapapa? sakit banget ya?!" Jino mengambil tangan Indah yang melepuh lalu meniupnya perlahan.

"Sakit banget... hiks... hiks..."Indah menangis sampai sesegukan.

Jino yang khawatir lukanya akan parah akhirnga membawa Indah pergi.

Namun Jino berbalik sebentar.

"Kalian semua ikut gua!!" Jino menatap mereka(Andra dkk serta Bia dkk).

"Dan lo!" Jino melihat Jia.

"Tanggung jawab atas perbuatan lo tadi!" Lanjutnya lalu melangkah pergi membawa Indah menuju UKS.

Meskipun Jia masih bingung dengan semua ini. Dia tetap berjalan mengikuti Jino dan Indah yang diikuti yang lainnya menuju UKS.

Dito menyenggol lengan Arta.

"Kayaknya bakal ada pertunjukkan yang menarik nih, ya gak?!" Ucap Dito kepada Arta.

Arta hanya mengedikkan bahunya.

Ari yang mendengar itu hanya menatap mereka berdua.

"Kalian gak usah ikut campur, itu bukan urusan kita" Peringat Ari kepada Dito dan Arta.

********************
Jangan lupa vote & comment....

TRANSMIGRASI FEBYANA (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt